Menentukan biloks logam transisi disesuaikan dengan aturan biloks umum, dan bergantung pada bentuk partikelnya (ion/unsurbebas/senyawa). Contoh berupa unsur Fe = 0, ion Zn2+ = +2. Contoh berupa senyawa Fe2O3, biloks Fe = +2.
Muatan unsur berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari seberapa banyak elektron yang dilepas atau diterima oleh atom. Nah, jumlah muatan positif dan negatif pada suatu unsur bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
a. Cara menentukan bilangan oksidasinya
Unsur-unsur pada golongan B mempunyai elektron valensi yang terletak pada subkulit 4s dan 3d sehingga umumnya logam-logam transisi memiliki bilangan oksidasi lebih dari 1 tingkat misalnya Fe memiliki dua tingkat oksidasi yaitu Fe2+ dan Fe3+, Cr memiliki biloks +2, +3 dan +6. Adanya variasi tingkat oksidasi logam transisi disebabkan pada sub kulit 3d belum terisi penuh. Ada juga logam transisi yang melepas 2 elektron valensi pada subkulit 4s, sehingga membentuk ion seperti Zn2+, Cu2+, dan Fe2+.
Menentukan biloks logam transisi bisa dilakukan dengan melihat unsur yang berikatan dengannya dan mengikuti aturan biloks umum. Karena jumlah muatan positif logam transisi akan bergantung pada bentuk partikelnya, apakah dalam keadaan ion, unsur bebas, atau senyawanya.
b. Contoh yang berupa unsur atau ion.
Contoh unsur Fe, Cr (biloksnya sama dengan 0) dan ion Zn2+, Cu2+, dan Fe2+ (biloksnya sama dengan masing-masing muatannya).
c. Contoh yang berupa senyawa.
Contoh Fe2O3, Cu(OH)2, KMnO4, MnO2 dan ZnSO4 (biloks Fe +3, Cu +2, Mn +7 dan +4, serta Zn +2).