Secara etimologis, kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronos. Dia artinya melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronos artinya waktu. Diakronik itu artinya sesuatu yang melintas, melampaui, atau melalui dalam batasan-batasan waktu. Cara berpikir diakronik sering dikaitkan dengan cara berpikir secara kronologis. Kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronos yang berarti waktu dan logos yang berarti ilmu atau uraian. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang waktu yang membantu dalam menyusun peristiwa-peristiwa sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
Dalam kajian sejarah, cara berpikir diakronik mengutamakan dimensi waktu dalam dimensi ruang terbatas. Dengan cara berpikir diakronik, kajian sejarah dapat fokus pada pembahasan tentang suatu gerak dalam waktu dari kejadian-kejadian konkret. Dengan demikian, cara berpikir diakronik merupakan model yang dinamis. Artinya, cara berpikir ini memandang peristiwa dalam sebuah transformasi atau gerak sepanjang waktu.
Wilhelm Dilthey berpendapat bahwa sejarah adalah proses dan perkembangan. Proses dan perkembangan selalu berkaitan dengan waktu. Dimensi waktu dalam kajian sejarah menjadi aspek penting karena sejarah mengkaji peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau. Penentuan waktu dalam kajian sejarah sangat penting sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Dalam kajian sejarah, dimensi waktu perlu dibuat batasan awal dan akhir yang disebut kurun waktu atau babakan waktu secara berurutan atau kronologis. Dimensi waktu inilah yang menjadi ciri khas cara berpikir diakronik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah B.