Iklan
Pertanyaan
Perhatikan kutipan novel berikut!
Benget tersentak mendengar dengung mikrofon melengking. Pembawa acara mempersilakan para tetua adat dan tokoh masyarakat memberikan sambutan dan petuah bagi mempelai.
"Mudah-mudahan kalian mar anak sampulu pitu, marboru sampulu opat." Maksudnya, diharapkan sang pengantin mempunyai anak laki-laki 17 dan anak perempuan 14.
"Maksudnya kita harus punya 31 anak? Yang lebih banyak anak laki-laki. Yang benar saja, Uli," bisik Benget kesal.
"Enggaklah, itu cuma pepatah," Maruli menenangkan, dalam hati berpikir kenapa petuah itu tidak diganti dengan kalimat "Maranak dan marboru yang berkualitaslah kalian." Bukankah akan terdengar lebih indah dan relevan dengan masa kini? Memang jumlah orang Batak pada masa agraris dulu sedikit. Tentunya sangat relevan bila diharapkan memiliki banyak anak karena keturunan merekalah yang akan menjadi sumber daya manusia untuk mengerjakan lahan pertanian.
Dikutip dari: Magdalena Sitorus, Kain Cinta Tanpa Batas, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2014
Konflik dalam kutipan novel tersebut adalah ...
Tokoh tetua adat memanjatkan doa agar tokoh Beteng memiliki 31 anak.
Tokoh Beteng terharu saat mendengar doa yang disampaikan tetua adat.
Tokoh Beteng kesal saat mendengar doa yang disampaikan tetua adat.
Tokoh Maruli menyayangkan doa yang disampaikan tetua adat.
Tokoh Maruli menenangkan tokoh Beteng yang kesal.
Iklan
N. Puspita
Master Teacher
1
5.0 (1 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia