Sebagai wilayah penghasil rempah-rempah terbaik, rempah-rempah merupakan komoditas paling menarik bagi para pedagang untuk mendatangi pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia. Contohnya para pedagang ramai mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di sekitar Selat Malaka dan sebagaian pantai barat Sumatera untuk mencari rempah-rempah seperti kayu manis, cengkih, dan pala, bahkan pada masa kesultanan Aceh, pelabuhan di wilayah tersebut ramai dikunjungi karena komoditas lada dan timah yang melimpah di Semenanjung Malaya. Selain rempah-rempah, wilayah tersebut juga dikenal akan melimpah kapur barus. Kapur Barus juga menjadi komoditas yang melimpah di wilayah Gowa-Tallo. Begitu juga dengan ramainya pelabuhan-pelabuhan di wilayah Ternate dan Tidore sebagai penghasil rempah-rempah terbaik yang dijuluki “Space Island” menghasilkan rempah-rempah terbesar terutama cengkih dan pala.
Namun sekarang, seiring majunya teknologi dan perkembangan zaman, serta bertambahnya kebutuhan masyarakat menyebabkan komoditas perdagangan Indonesia lebih beragam. Komoditas perdagangan bangsa Indonesia lebih cenderung kepada bahan tambang, seperti minyak bumi dan barang-barang tambang. Selain itu juga produk makanan dan minuman, elektronik, otomotif, ritel bahkan produk-produk industri kreatif diminati perdagangan Internasional.
Dengan demikian, komoditas rempah-rempah merupakan komoditas utama yang menarik bagi para pedagang-pedagang untuk singgah ke pelabuhan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan sekarang, komoditas perdagangan semakin beragam mulai dari minyak bumi, barang tambang, makanan dan minuman, ritel, elektronik, otomotif hingga produk industri kreatif.