Soerjono Soekanto menyatakan, pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan Agent of Change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan (Soekanto, 1992:273). Usaha yang dilakukan dalam pembangunan suatu masyarakat ditandai dengan adanya sejumlah orang yang menggerakkan dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Mereka tersebutlah dinamakan sebagai agen perubahan.
Seorang agen perubahan harus mampu menanamkan karakteristik dalam dirinya agar menjadi panutan atau teladan bagi sekelompok orang yang menjadi target perubahannya. Agen perubahan selalu menanamkan pada dirinya sikap optimis demi terciptanya sebuah perubahan yang diharapkannya.
Di bawah ini merupakan jenis-jenis dari agen perubahan, terdapat 3 jenis yakni sebagai berikut:
- Agen perubahan internal adalah staff ahli dari dalam organisasi yang secara khusus dilatih untuk melakukan pengembangan organisasi.
- Agen perubahan eksternal adalah individu dari luar organisasi yang ditugaskan untuk memberikan usulan mengenai perubahan.
- Agen perubahan eksternal-internal berupaya memadukan orang-orang dari dalam organisasi dan dari luar organisasi dengan mengambil kelebihan dan kelemahan dari agen perubahan internal dan eksternal.
Contoh tindakan agent of change yaitu peran mahasiswa saat reformasi tahun 1998. Pada masa itu gerakan mahasiswa berada di puncaknya karena berhasil menumbangkan kepemimpinan Presiden Soeharto setelah puluhan tahun menjabat. Presiden Soeharto menjabat selama 32 tahun yakni sejak Surat Perintah Presiden Republik Indonesia dikeluarkan tahun 1966. Kemudian pada bulan Mei 1998, ia berhasil dilengserkan karena dinilai kepemimpinannya selama ini banyak menggunakan praktik KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme).
Gerakan reformasi digerakkan mahasiswa dan gerakan ini disambut oleh masyarakat. Mahasiswa di seluruh Indonesia melakukan protes. Mereka menyerbu gedung parlemen yakni Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah dan menduduki gedung-gedung tersebut. Mahasiswa tidak akan pergi dari gedung-gedung tersebut bila tuntutan tidak dikabulkan. Akhirnya, dengan desakan yang kian kuat, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.