Keterpisahan Karya: Ibnu Wahyudi keterpisahan adalah keniscayaan diam-diam mengintai terkadang pun telah sampai di saat kita mungkin terlena di kala kita tengah alpa yang tersisa lalu rindu ketakbersamaan bisa memperindah kenangan yang lantas kita tabung menjadi penangkal linglung setelahnya terus ada harapan bagi suatu awal perjalanan namun, bilakah tiba? lagi-lagi keterpisahan terus mengirim tanda tanya di antaranya bernama cemburu sebab tak jua dapat bertemu kemudian bisa serupa dendam jika saja semua dijawab diam yang tak mudah dipadamkan Majas yang terdapat dalam puisi tersebut sama dengan majas yang terkandung dalam baris puisi ….

Pembahasan

Puisi “Keterpisahan” di atas didominasi oleh majas personifikasi , yakni majas yang memperlihatkan sesuatu selain manusia melakukan hal yang biasa dilakukan oleh manusia. Majas personifikasi tersebut muncul di setiap bait pada puisi di atas, yakni pada baris keterpisahan adalah keniscayaan diam-diam mengintai; ketakbersamaan bisa memperindah kenangan ; dan lagi-lagi keterpisahan terus mengirim tanda tanya di antaranya bernama cemburu. Jawaban A tidak bermajas personifikasi , tetapi bermajas metonimia karena ada pernyataan dengan Garuda yang tiada dapat mengepakkan sayap yang menunjukkan bahwa Garuda yang dimaksud adalah pesawat Garuda. Jawaban B tidak bermajas personifikasi , tetapi bermajas hiperbola karena menuliskan hal-hal yang menjadi syarat majas hiperbola, yakni ketidakmungkinan dan pernyataan yang berlebihan . Jawaban D tidak bermajas personifikasi , tetapi bermajas antonomasia karena menyebutkan si bodoh yang merupakan sifat, bukan nama asli dari si aku liris. Jawaban E tidak bermajas personifikasi , tetapi bermajas pleonasme karena ada pernyataan yang menjelaskan dengan detil, yakni pernyataan masuk ke dalam . Jadi, baris puisi yang juga mengandung majaspersonifikasi terdapat pada jawaban C.