Kerajaan Majapahit menerapkan politik luar negeri dengan semboyan Mitreka Satata . Mitreka Satata menjadi semboyan pengokohan persatuan wilayah di bawah Majapahit karena....

Pembahasan

Sumpah Palapa yang diucapkan Gadjah Mada berisi tentang tidak akan menikmati kesenangan sebelum mempersatukan Nusantara di bawah Majapahit. Sumpah Palapa tersebut dapat terlaksana ketika Majapahit mencapai kejayaan di masa pemerintahan Hayam Wuruk. Majapahit berhasil menguasai seluruh Kepulauan Nusantara (kecuali Pajajaran) ditambah dengan Siam, Burma, Ligor, Annam, Champa, dan Kamboja. Upaya penyatuan wilayah oleh Majapahit tersebut mendapat tantangan dari politik ekspansi Tiongkok. Politik ekspansi Tiongkok yang berusaha menguasai Asia Tenggara membuat Majapahit berusaha menciptakan persatuan yang kokoh antara negara-negara di Asia Tenggara. Hal itu karena agar wilayah yang sudah ditaklukkan Majapahit tidak diambil alih oleh Tiongkok, dan hubungan Majapahit dengan negara-negara tetangga dapat dijalin dengan baik. Hal ini tampak pada semboyan politik luar negeri Majapahit yaitu Mitreka Satata . Mitreka berasal dari kata mitra = sahabat, dan ika = itu. Satata berarti satu tata (sama derajat dan kekal). Jadi, Mitreka Satata artinya adalah menjalin hubungan sederajat dengan negara-negara tetangganya.