Zaman logam terjadi setelah adanya zaman batu di mana manusia masih menggunakan batu untuk membuat sebuah alat. Di zaman logam, manusia menjadi lebih baik dalam membuat alat-alat dengan menggunakan logam. Zaman logam sendir berlangsung sekitar 300 SM, ketika gelombang kedua dari bangsa Melayu Austronesia dari Ras Mongoloid tiba di Nusantara. Mereka lazim juga disebut sebagai bangsa Deutero-Melayu atau Melayu Muda. Menurut perkembangannya, Zaman Logam sendir dapat dibedakan menjadi tiga periode, yaitu Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman besi. Namun, kepulauan Indonesia hanya mengalami dua zaman saja, yaitu Zaman Perunggu dan Besi. Banyak sekali peninggalan dari kebudayaan manusia pada Zaman Logam salah satunya adalah Candrasa. Candrasa yaitu kapak yang terbuat dari bahan perunggu dan memiliki bentuk melengkung pada ujung kapak. Candrasa berasal dari benda peninggalan di zaman logam perunggu, bentuk dari candrasa ini hampir sama dengan kapak pada umumnya, akan tetapi dibagian ujung mata kapak candrasa berbentuk pipih dan melebar. Kapak ini mempunyai mata kapak melebar ke samping, sementara kedua ujungnya melengkung ke dalam. Di bagian gagang kapak terdapat motif geometris yang dikombinasikan dengan motif lengkung kecil. Fungsi candrasa digunakan sebagai alat upacara keagamaan. Candrasa dianggap sebagai alat kebesaran dalam upacara adat yang dilangsungkan tersebut. Beberapa ahli orang berpendapat bahwa candrasa juga digunakan sebagai senjata oleh Prabu Dasamuka di Kerajaan Alengka. Candrasa sendiri merupakan Kapak Perunggu yang termasuk dalam Kapak Seremonial/Kapak Upacara karena kapak jenis ini digunakan sebagai sarana melaksanakan ritual tradisional yang berkaitan dengan aliran kepercayaan atau sistem perayaan tradisional. Kapak perunggu jenis ini ditemukan oleh warga di Dusun Badran, Kecamatan, Batuwarno, Wonogiri, Jawa Tengah. Benda ini juga telah ditemukan di daerah Bandung, Jawa Barat dan bahkan telah disimpan di museum. Ada juga yang menemukannya di Yogyakarta dan Pulau Roti, sebuah daerah di Nusa Tenggara. Bahkan ada juga yang menemukannya di Sumatra Selatan, Bali, Sulawesi Tengah dan Selatan, Pulau Selayar, dan Irian dekat Danau Sentani.
Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah Candrasa yang merupakan kapak perunggu dan termasuk dalam kapak seremonial/kapak upacara.