Iklan

Pertanyaan

Jelaskan teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia ...

Jelaskan teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia ...

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

07

:

24

:

42

Klaim

Iklan

A. Jasmine

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

Jawaban terverifikasi

Jawaban

dapat disimpulkan bahwa teori masuknya agama Hindu di Indonesia meliputi teori Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra, dan Arus Balik.

dapat disimpulkan bahwa teori masuknya agama Hindu di Indonesia meliputi teori Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra, dan Arus Balik.

Pembahasan

Dalam proses masuknya agama Hindhu di Indonesia, ada lima teori dalam menjelaskan hal tersebut, yaitu sebagai berikut. Teori Brahmana. Menurut teori yang dikemukakan J.C. van Leur ini, para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan pemimpin suku dalam rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di India. Teori ini didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Terutama prasasti-prasasti berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Di India, bahasa dan huruf itu hanya digunakan dalam kitab suci weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya. Teori ini diragukan kebenarannya, alasannya adalah kendati benar,para Brahmana tidak diperbolehkan untuk mengarungi lautan atau akan kehilangan status kastanya. Teori Ksatria. Menurut teori yang dikemukakan F.D.K Bosch ini, pada masa lampau di India sering terjadi perang antargolongan. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang lantas meninggalkan India. Rupanya, di antara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses apenyebaran agama dan budaya Hindu. Kelemahan teori ini adalah tidak adanya bukti tertulis bahwa pernah terjadi kolonisasi oleh para Ksatria India Teori Waisya. Teori ini, dikemukakan oleh N.J. Krom, didasarkan pada alasan bahwa motivasi terbesar datangnya bangsa India ke Indonesia adalah untuk berdagang. Golongan terbesar yang datang ke Indonesia adalah para pendagang India (kasta waisya). Mereka bermukim di Indonesia, bahkan menikah dengan orang Indonesia, dan kemudian aktif melakukan hubungan sosial tidak saja dengan masyarakat Indonesia secara umum tetapi juga dengan pemimpin kelompok masyarakat. Lewat interaksi itu mereka menyebarkan dan memperkenalkan agama dan kebudayaan mereka. teori waisya diragukan kebenarannya. Jika para pedagang yang berperan terhadap penyebaran kebudayaan, maka pusat-pusat kebudayaan mestinya hanya terdapat di wilayah perdagangan, seperti di pelabuhan atau pusat kota yang ada di dekatnya. Kenyataannya, pengaruh kebudayaan Hindu ini banyak ditemukan di wilayah pedalaman, seperti dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di pedalaman Jawa. Teori Sudra. Teori sudra dikemukakan oleh van Faber. Menurut teori ini, agama Hindu disebarluaskan oleh golongan sudra. Golongan sudra adalah golongan terbuang yang berlayar ke daerah lainnya untuk mengubah nasib mereka yang kurang beruntung di India. Teori arus balik. Menurut teori yang dikemukan oleh G. Coedes ini, berkembangnya pengaruh dan kebudayaan India ini dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri. Bangsa Indonesia mempunyai kepentingan untuk datang dan berkunjung ke India, mereka membawa serta pengetahuan tentang agama dan dan kebudayaan di India. Banyak orang lebih meyakini teori arus balikbahwa agama Hindu masuk ke Indonesia karena dibawa oleh orang Indonesia, yang mempelajarinya ketika mereka berada di India untuk berbagai keperluan. Meski demikian, sampai saat ini teori arus balik masih memerlukan banyak bukti lagi untuk memperkuat kebenarannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teori masuknya agama Hindu di Indonesia meliputi teori Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra, dan Arus Balik.

Dalam proses masuknya agama Hindhu di Indonesia, ada lima teori dalam menjelaskan hal tersebut, yaitu sebagai berikut.

  1. Teori Brahmana. Menurut teori yang dikemukakan J.C. van Leur ini, para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan pemimpin suku dalam rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di India. Teori ini didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Terutama prasasti-prasasti berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Di India, bahasa dan huruf itu hanya digunakan dalam kitab suci weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya. Teori ini diragukan kebenarannya, alasannya adalah kendati benar, para Brahmana tidak diperbolehkan untuk mengarungi lautan atau akan kehilangan status kastanya.
  2. Teori Ksatria. Menurut teori yang dikemukakan F.D.K Bosch ini, pada masa lampau di India sering terjadi perang antargolongan. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang lantas meninggalkan India. Rupanya, di antara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses apenyebaran agama dan budaya Hindu. Kelemahan teori ini adalah tidak adanya bukti tertulis bahwa pernah terjadi kolonisasi oleh para Ksatria India
  3. Teori Waisya. Teori ini, dikemukakan oleh N.J. Krom, didasarkan pada alasan bahwa motivasi terbesar datangnya bangsa India ke Indonesia adalah untuk berdagang. Golongan terbesar yang datang ke Indonesia adalah para pendagang India (kasta waisya). Mereka bermukim di Indonesia, bahkan menikah dengan orang Indonesia, dan kemudian aktif melakukan hubungan sosial tidak saja dengan masyarakat Indonesia secara umum tetapi juga dengan pemimpin kelompok masyarakat. Lewat interaksi itu mereka menyebarkan dan memperkenalkan agama dan kebudayaan mereka. teori waisya diragukan kebenarannya. Jika para pedagang yang berperan terhadap penyebaran kebudayaan, maka pusat-pusat kebudayaan mestinya hanya terdapat di wilayah perdagangan, seperti di pelabuhan atau pusat kota yang ada di dekatnya. Kenyataannya, pengaruh kebudayaan Hindu ini banyak ditemukan di wilayah pedalaman, seperti dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di pedalaman Jawa.
  4. Teori Sudra. Teori sudra dikemukakan oleh van Faber. Menurut teori ini, agama Hindu disebarluaskan oleh golongan sudra. Golongan sudra adalah golongan terbuang yang berlayar ke daerah lainnya untuk mengubah nasib mereka yang kurang beruntung di India.
  5. Teori arus balik. Menurut teori yang dikemukan oleh G. Coedes ini, berkembangnya pengaruh dan kebudayaan India ini dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri. Bangsa Indonesia mempunyai kepentingan untuk datang dan berkunjung ke India, mereka membawa serta pengetahuan tentang agama dan dan kebudayaan di India. Banyak orang lebih meyakini teori arus balik bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia karena dibawa oleh orang Indonesia, yang mempelajarinya ketika mereka berada di India untuk berbagai keperluan. Meski demikian, sampai saat ini teori arus balik masih memerlukan banyak bukti lagi untuk memperkuat kebenarannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teori masuknya agama Hindu di Indonesia meliputi teori Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra, dan Arus Balik.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

3

Alea Tantiik

Mudah dimengerti Makasih ❤️ Ini yang aku cari! Pembahasan lengkap banget Bantu banget

joana giovani

Ini yang aku cari!

Iklan

Pertanyaan serupa

Apa yang dimaksud dengan teori Hindu Budha?

2

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia