Iklan

Pertanyaan

Jelaskan tentang makna akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam!

Jelaskan tentang makna akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam!

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

00

:

11

:

38

:

36

Klaim

Iklan

I. Agung

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

Jawaban terverifikasi

Jawaban

makna dari akulturasi Hindu-Buddha dan Islam, kita dapat mengetahui hasil akulturasi dan dapat hidup damai dalam bermasyarakat,beberapa hasil akulturasi kebudayaan yaitu seni bangunan, penempatan makam, seni rupa, aksara, seni sastra, dan sistem pemerintahan.

 makna dari akulturasi Hindu-Buddha dan Islam, kita dapat mengetahui hasil akulturasi dan dapat hidup damai dalam bermasyarakat, beberapa hasil akulturasi kebudayaan yaitu seni bangunan, penempatan makam, seni rupa, aksara, seni sastra, dan sistem pemerintahan.

Pembahasan

Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam, berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur kebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha. Perpaduan kebudayaan Indonesia dan Islam, antara lain dapat dilihat sebagai berikut. Seni bangunan, misalnya bangunan makam. Makam sebagai hasil kebudayaan zaman Islam mempunyai ciri ciri perpaduan antara unsur budaya Islam dan unsur budaya sebelumnya. Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau jirat (bangunan makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang disertai bangunan rumah (cungkup) di atasnya. Dalam Islam tidak ada aturan tentang adanya kijing atau cungkup. Adanya bangunan tersebut merupakan ciri bangunan candi dalam ajaran agama Hindu-Budha. Penempatan makam, dalam penempatan makampun terjadi akulturasi antara kebudayaan lokal, Hindu-Budha dan Islam. Contohnya, makam terletak di tempat yang lebih tinggi dan dekat dengan masjid. Misalnya, makam raja-raja Mataram yang terletak di bukit Imogiri dan makam para wali yang berdekatan dengan masjid. Seni rupa, wujud akulturasi dari kebudayaan Indonesia dan islam pada seni rupa dapat dilihat pada ukiran bangunan sebuah makam. Hiasan pada jirat (batu kubur) yang berupa susunan bingkai meniru bingkai candi. Pada dinding rumah, makam dan gapura terdapat corak dan hiasan yang mirip dengan corak dan hiasan yang terdapat pada Pura Ulu Watu dan Pura Sakenan Duwur di Tuban (Jawa Timur). Salah satu cabang seni rupa yang berkembang pada awal penyebaran agama Islam di Indonesia adalah seni kaligrafi. Kaligrafi biasanya digunakan untuk menghias bangunan sebuah makam atau masjid. Aksara, akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dalam hal aksara diwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu. Tulisan Arab Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Tulisan Arab Melayu disebut dengan istilah Arab gundul. Seni Sastra, kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar selat Malaka dan Jawa. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dn Cerita 1001 Malam. Selain itu, pengaruh budaya Hindu-Budha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia. Misalnya, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair Panji Semirang. Sistem Pemerintahan, pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam pemerintahan sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudyaan pra-Islam. Sebelum masuknya agama Islam, di nusantara telah berkembang sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan. Raja mempunyai kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun. Dengan masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam penyebutan raja. Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau sunan (susuhunan), panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun disesuaikan dengan nama Islam (Arab). Dengan demikian,makna dari akulturasi Hindu-Buddha dan Islam, kita dapat mengetahui hasil akulturasi dan dapat hidup damai dalam bermasyarakat,beberapa hasil akulturasi kebudayaan yaitu seni bangunan, penempatan makam, seni rupa, aksara, seni sastra, dan sistem pemerintahan.

Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam, berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur kebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha. Perpaduan kebudayaan Indonesia dan Islam, antara lain dapat dilihat sebagai berikut.

  1. Seni bangunan, misalnya bangunan makam. Makam sebagai hasil kebudayaan zaman Islam mempunyai ciri ciri perpaduan antara unsur budaya Islam dan unsur budaya sebelumnya. Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau jirat (bangunan makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang disertai bangunan rumah (cungkup) di atasnya. Dalam Islam tidak ada aturan tentang adanya kijing atau cungkup. Adanya bangunan tersebut merupakan ciri bangunan candi dalam ajaran agama Hindu-Budha.
  2. Penempatan makam, dalam penempatan makampun terjadi akulturasi antara kebudayaan lokal, Hindu-Budha dan Islam. Contohnya, makam terletak di tempat yang lebih tinggi dan dekat dengan masjid. Misalnya, makam raja-raja Mataram yang terletak di bukit Imogiri dan makam para wali yang berdekatan dengan masjid.
  3. Seni rupa, wujud akulturasi dari kebudayaan Indonesia dan islam pada seni rupa dapat dilihat pada ukiran bangunan sebuah makam. Hiasan pada jirat (batu kubur) yang berupa susunan bingkai meniru bingkai candi. Pada dinding rumah, makam dan gapura terdapat corak dan hiasan yang mirip dengan corak dan hiasan yang terdapat pada Pura Ulu Watu dan Pura Sakenan Duwur di Tuban (Jawa Timur). Salah satu cabang seni rupa yang berkembang pada awal penyebaran agama Islam di Indonesia adalah seni kaligrafi. Kaligrafi biasanya digunakan untuk menghias bangunan sebuah makam atau masjid.
  4. Aksara, akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dalam hal aksara diwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu. Tulisan Arab Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Tulisan Arab Melayu disebut dengan istilah Arab gundul.
  5. Seni Sastra, kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar selat Malaka dan Jawa. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dn Cerita 1001 Malam. Selain itu, pengaruh budaya Hindu-Budha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia. Misalnya, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair Panji Semirang.
  6. Sistem Pemerintahan, pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam pemerintahan sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudyaan pra-Islam. Sebelum masuknya agama Islam, di nusantara telah berkembang sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan. Raja mempunyai kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun. Dengan  masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam penyebutan raja. Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau sunan (susuhunan), panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun disesuaikan dengan nama Islam (Arab).

Dengan demikian, makna dari akulturasi Hindu-Buddha dan Islam, kita dapat mengetahui hasil akulturasi dan dapat hidup damai dalam bermasyarakat, beberapa hasil akulturasi kebudayaan yaitu seni bangunan, penempatan makam, seni rupa, aksara, seni sastra, dan sistem pemerintahan.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Ravilino

Makasih ❤️

Iklan

Pertanyaan serupa

Berikut ini yang tidak termasuk bidang- bidang yang dipelajari masyarakat Indonesia pada masa kerajaan bercorak Hindu-Buddha adalah.....

7

3.6

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia