Pada masa kependudukan Jepang di Indonesia, Jepang membentuk Gerakan Tiga A dengan para nasionalis pada Maret 1942. Nama gerakan ini dijabarkan dari semboyan Jepang, yaitu "Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon pemimpin Asia''.
Gerakan Tiga A dipimpin oleh Mr. Samsuddin yang saat itu dibantu oleh Sutan Pamuntjak dan Mohammad Saleh. Melalui Gerakan 3A, Jepang menggaungkan propaganda persaudaraan sesama bangsa Asia untuk terbebas dari bangsa Barat. Para tokoh nasionalis Indonesia kemudian merespon Jepang dengan baik karena dianggap akan membebaskan Indonesia dari belenggu Belanda dan akan membantu mencapai kemerdekaan Indonesia.
Namun faktanya, Gerakan Tiga A tidak begitu populer di kalangan rakyat karena sangat berbau Jepang. Mohammad Hatta pernah menyatakan bahwa Gerakan Tiga A itu dibenci orang karena lebih banyak menggolong daripada menolong. Sedangkan bagi kaum intelektual yang telah bergerak dalam bidang politik, Gerakan Tiga A dianggap kurang menarik karena tidak ada manfaatnya dalam perjuangan mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Karena Gerakan Tiga A dianggap tidak efektif, maka gerakan ini dibubarkan pada bulan Desember 1942.
Dengan demikian, Gerakan 3A merupakan gerakan propaganda yang dibentuk oleh Jepang untuk meyakinkan Indonesia bahwa Jepang akan menolong Indonesia terbebas dari Belanda, namun sikap tokoh-tokoh nasional dan rakyat terhadap Gerakan 3A adalah sangat membencinya dan menilai Gerakan 3A tidak menarik karena hanya untuk kepentingan Jepang saja, tidak untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.