Iklan

Iklan

Pertanyaan

Jelaskan siklus akuntansi pada perusahaan jasa.

Jelaskan siklus akuntansi pada perusahaan jasa. space space 

Iklan

N. Mazidah

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Islam Jember

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Tahapan Siklus Akuntansi Terdapat 8 siklus akuntansi yang harus diketahui dalam melakukan pelaporan keuangan. 1. Mengidentifikasi Transaksi Tahap pertama yang dilakukan pada siklus akuntansi adalah dengan mengidentifikasi pencatatan disetiap transaksi. Transaksi yang dicatat tentu yang mempunyai dampak langsung terhadap perubahan kondisi keuangan perusahaan. Setiap transaksi juga harus memiliki bukti untuk memudahkan identifikasi transaksi yang terjadi. Bukti transaksi biasanya berupa kuitansi, faktur, ataupun nota yang dianggap sah. Maka dari itu, setiap terjadinya transaksi diwajibkan ada bukti-buktinya sehingga dapat diidentifikasi dan dicatat oleh akuntan. 2. Menganalisis Transaksi Tahapan yang kedua setelah kamu melakukan pencatatan transaksi yaitu menganalisis setiap transaksi yang telah dilakukan. Kenapa? karena analisis transaksi memiliki pengaruh terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan. Sistem pencatatan dalam akuntansi menggunakan double-entry system. Jadi, transaksi akuntansi memberikan pengaruh terhadap debit dan kredit keuangan dengan jumlah yang sama. Secara sistematis menggunakan persamaan seperti ini : Aktiva = Kewajiban + Ekuitas 3. Melakukan Pencatatan Transaksi Selanjutnya setelah menganalisis transaksi adalah melakukan petatan transaksi di jurnal keuangan. Dalam mengerjakan catatan transaksi dibutuhkan ketelitian agar tidak ada transaksi yang terlewat. Untuk memproses jurnal keuangan dibagi menjadi dua yaitu debit dan kredit dan kamu bisa menggunakan jurnal umum. 4. Menulis Di Buku Besar Setelah mencatat di jurnal, kamu juga menulis transaksi yang terjadi di buku besar. Seperti yang diketahui buku besar merupakan alat untuk melakukan pencatatan laporan keuangan yang didalamnya berisi rangkuman yang berasal dari jurnal umum. Setiap perusahaan juga pastinya memiliki berbagai rekening buku besar sendiri dan masing-masing rekening diberikan kode tertentu untuk memudahkan akuntan mengidentifikasi transaksi keuangan dan melakukan pengecekan ulang. 5. Menyusun Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan Berikutnya akuntan menyusun neraca saldo yang isinya daftar saldo yang ada di masing-masing rekening buku besar. Saldo yang terdapat dalam buku besar disatukan dan jumlahnya harus sama. Jadi, sesudah entri jurnal diposting ke buku besar, saldo percobaan yang belum disesuaikan dapat disiapkan. Untuk melakukan penginputan ke neraca saldo yang belum disesuaikan kamu bisa mentransfer dari akun besar ke neraca saldo. Apabila ada kondisi dimana transaksi yang belum tercatat dan ditemukan masalah pada neraca saldo maka akan dicatat di jurnal penyesuaian 6. Membuat Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada proses percatatan perubahan saldo di dalam akun yang mencerminkan jumlah yang sebenarnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, apabila ditemukan suatu masalah di neraca saldo maka akan dicatat di jurnal penyesuaian. Dalam menyusun jurnal penyesuaian ini bersifat berkala dan hasilnya juga sama dengan jurnal pada umumnya. Apabila semua transaksi sudah dicatat di jurnal penyesuaian maka hasil laporan keuangannya bersifat aktual (baru). 7. Menyusun Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup Tahap selanjutnya dengan membuat neraca saldo penyesuaian terlebih dahulu berdasarkan neraca saldo sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaiannya. Saldo dibagi aktiva dan pasiva dengan jumlah yang besarnya sama. Berikutnya pada laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan seperti laporan perubahan modal, laporan laba rugi, laporan arus kas, neraca lalu dilanjutkan dengan menyusun jurnal penutup. Pada jurnal penutup tentu disusun pada akhir periode dengan menutup rekening laba rugi carany mengosongkan nilai rekening tersebut. Tujuannya untuk melihat aliran sumber keuangan selama periode tersebut berjalan. Lalu, periode selanjutnya jurnal penutup bisa membantu untuk memulai siklus akuntansi berikutnya. 8. Menyusun Neraca Akhir dan Jurnal Pembalik Tahap terakhir ini sifatnya opsional bisa kamu lakukan atau berhenti sampai di jurnal penutup. Di neraca akhir biasanya dihasilkan pada akhir periode sedangkan neraca awal itu digunakan pada awal periode siklus akuntansi selanjutnya.

Tahapan Siklus Akuntansi
Terdapat 8 siklus akuntansi yang harus diketahui dalam melakukan pelaporan keuangan.

1. Mengidentifikasi Transaksi
Tahap pertama yang dilakukan pada siklus akuntansi adalah dengan mengidentifikasi pencatatan disetiap transaksi. Transaksi yang dicatat tentu yang mempunyai dampak langsung terhadap perubahan kondisi keuangan perusahaan.

Setiap transaksi juga harus memiliki bukti untuk memudahkan identifikasi transaksi yang terjadi. Bukti transaksi biasanya berupa kuitansi, faktur, ataupun nota yang dianggap sah. Maka dari itu, setiap terjadinya transaksi diwajibkan ada bukti-buktinya sehingga dapat diidentifikasi dan dicatat oleh akuntan.

2.  Menganalisis Transaksi
Tahapan yang kedua setelah kamu melakukan pencatatan transaksi yaitu menganalisis setiap transaksi yang telah dilakukan. Kenapa? karena analisis transaksi memiliki pengaruh terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan.

Sistem pencatatan dalam akuntansi menggunakan double-entry system. Jadi, transaksi akuntansi memberikan pengaruh terhadap debit dan kredit keuangan dengan jumlah yang sama. Secara sistematis menggunakan persamaan seperti ini :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas 

3. Melakukan Pencatatan Transaksi
Selanjutnya setelah menganalisis transaksi adalah melakukan petatan transaksi di jurnal keuangan.

Dalam mengerjakan catatan transaksi dibutuhkan ketelitian agar tidak ada transaksi yang terlewat.

Untuk memproses jurnal keuangan dibagi menjadi dua yaitu debit dan kredit dan kamu bisa menggunakan jurnal umum.

4. Menulis Di Buku Besar
Setelah mencatat di jurnal, kamu juga menulis transaksi yang terjadi di buku besar. Seperti yang diketahui buku besar merupakan alat untuk melakukan pencatatan laporan keuangan yang didalamnya berisi rangkuman yang berasal dari jurnal umum.

Setiap perusahaan juga pastinya memiliki berbagai rekening buku besar sendiri dan masing-masing rekening diberikan kode tertentu untuk memudahkan akuntan mengidentifikasi transaksi keuangan dan melakukan pengecekan ulang.

5. Menyusun Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
Berikutnya akuntan menyusun neraca saldo yang isinya daftar saldo yang ada di masing-masing rekening buku besar. Saldo yang terdapat dalam buku besar disatukan dan jumlahnya harus sama.

Jadi, sesudah entri jurnal diposting ke buku besar, saldo percobaan yang belum disesuaikan dapat disiapkan. Untuk melakukan penginputan ke neraca saldo yang belum disesuaikan kamu bisa mentransfer dari akun besar ke neraca saldo.

Apabila ada kondisi dimana transaksi yang belum tercatat dan ditemukan masalah pada neraca saldo maka akan dicatat di jurnal penyesuaian

6. Membuat Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada proses percatatan perubahan saldo di dalam akun yang mencerminkan jumlah yang sebenarnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, apabila ditemukan suatu masalah di neraca saldo maka akan dicatat di jurnal penyesuaian. Dalam menyusun jurnal penyesuaian ini bersifat berkala dan hasilnya juga sama dengan jurnal pada umumnya.

Apabila semua transaksi sudah dicatat di jurnal penyesuaian maka hasil laporan keuangannya bersifat aktual (baru).

7. Menyusun Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup
Tahap selanjutnya dengan membuat neraca saldo penyesuaian terlebih dahulu berdasarkan neraca saldo sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaiannya. Saldo dibagi aktiva dan pasiva dengan jumlah yang besarnya sama.

Berikutnya pada laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan seperti laporan perubahan modal, laporan laba rugi, laporan arus kas, neraca lalu dilanjutkan dengan menyusun jurnal penutup.

Pada jurnal penutup tentu disusun pada akhir periode dengan menutup rekening laba rugi carany mengosongkan nilai rekening tersebut.  Tujuannya untuk melihat aliran sumber keuangan selama periode tersebut berjalan.

Lalu, periode selanjutnya jurnal penutup bisa membantu untuk memulai siklus  akuntansi berikutnya.

8. Menyusun Neraca Akhir dan Jurnal Pembalik
Tahap terakhir ini sifatnya opsional bisa kamu lakukan atau berhenti sampai di jurnal penutup.

Di neraca akhir biasanya dihasilkan pada akhir periode sedangkan neraca awal itu digunakan pada awal periode siklus akuntansi selanjutnya. space space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

5

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Apakah yang dimaksud dengan siklus akuntansi?

2

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia