Seiring perkembangannya, dalam Perang Dunia II, Amerika Serikat bersama Inggris dan Kanada merancang sebuah proyek yang disebut Proyek Manhattan sejak tahun 1942. Proyek ini berusaha untuk mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia, yaitu bom atom. Bom atom inilah yang selanjutnya akan dijatuhkan di dua kota Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut:
Bom atau bahan peledak mengalami perkembangan pesat pada era revolusi industri. Di era tersebut, masyarakat tidak hanya mengalami perubahan kehidupan ekonomi adapun juga termasuk di bidang pertahanan. Negara-negara berusaha mengembangkan senjata yang memiliki dampak kehancuran skala besar dan yang memungkinkan adalah bahan peledak atau bom.
Dalam perkembangannya pada 1912 bom masih berbentuk granat tangan yang sederhana. Setengah abad kemudian, bom sudah dapat meluncur secara terkendali dan tepat menuju sasaran. Oleh karena itu, bom bernilai politis dan tidak serta merta menjadi barang dagangan yang mudah didapat.
Pada awalnya, berkembangnya bom dibuat menjadi amunisi aero-dinamis yang dapat dijatuhkan dari pesawat. Bentuknya seperti anak panah dengan bagian tengah yang menggembung. Bom yang kemudian diklasifikasikan sebagai general purpose (GP) tersebut strukturnya terdiri atas segumpal bahan peledak yang dibungkus kulit metal. Di ujungnya ditempatkan pemantik yang secara mekanis jika terbentur benda keras akan mengaktifkan bom. Agar bom tersebut dapat meluncur sempurna, dipasanglah sirip ekor sebagai stabilisator. Bentuk dasar tersebut ternyata bertahan cukup lama di antara perjalanan perang yang menuntut penggunaan bom yang canggih.