Desa Suka Maju adalah suatu perkampungan yang masyarakatnya hidup dengan penuh kedamaian selama bertahun-tahun. Mereka, sebagian besar hidup dari sektor pertanian. Anak-anak, di samping membantu orangtuanya sebagai petani, juga dapat mengenyam pendidikan sampai SMA, karena desa tersebut letaknya tidak jauh dari ibu kota kecamatan.

Walaupun masyarakatnya sebagian besar petani, kesadaran orangtua terhadap pendidikan cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya angka putus sekolah atau dari jumlah anak usia sekolah yang tidak bersekolah.

Namun, ketenangan itu tiba-tiba terusik dengan kejadian bentrokan antarwarga. Bentrokan itu sendiri dipicu oleh adanya pemilihan kepala desa. Pendukung yang menang menyatakan bahwa pemilihan kepala desa sudah sesuai dengan prosedur dan hasilnya tidak dapat diganggu gugat. Sementara pendukung yang kalah menyatakan bahwa dalam pemilihan kepala desa telah terjadi kecurangan-kecurangan, termasuk di dalamnya beredar kabar adanya politik uang.

Kejadian itu cukup menggemparkan desa-desa di sekelilingnya. Bahkan, desa yang berbatasan secara langsung merasa keamanannya juga terancam. Untunglah pihak keamanan, dalam hal ini polisi cepat bertindak, sehingga tidak sampai terjadi pertumpahan darah. Menghadapi situasi yang demikian, maka para sesepuh atau tokoh-tokoh masyarakat mengambil inisiatif untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dan mencari jalan keluar yang terbaik, agar situasi kembali normal.

Jelaskan secara singkat hubungan antara konflik, akomodasi, dan peranan masyarakat pada kasus tersebut!