Iklan

Iklan

Pertanyaan

Jelaskan proses terjadinya Reformasi Gereja di Eropa!

Jelaskan proses terjadinya Reformasi Gereja di Eropa!

Iklan

C. Sianturi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

reformasi gereja adalah gerakan eformasi yang ditandai dengan peristiwa pemakuan 95 dalil Martin Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenburg di Jerman. Gerakan tersebut terjadi karena adanya keinginan untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara Eropa. Reformasi gereja pada perkembangannya melahirkan agama Kristen Protestan.

reformasi gereja adalah gerakan eformasi yang ditandai dengan peristiwa pemakuan 95 dalil Martin Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenburg di Jerman. Gerakan tersebut terjadi karena adanya keinginan untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara Eropa. Reformasi gereja pada perkembangannya melahirkan agama Kristen Protestan.

Iklan

Pembahasan

Reformasi Gereja Protestan adalah gerakan besar di Eropa Barat pada abad XVI (tahun 1517). Reformasi ini dipelopori biarawan dari ordo Agustinian, yaitu Martin Luther. Tujuannya adalah mereformasi kepercayaan, doktrin, dan praktik-praktik dalam Gereja Katolik Roma. Gerakan Reformasi ditandai dengan peristiwa pemakuan 95 dalil Martin Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenburg di Jerman. Pada dasarnya ke-95 dalil itu berisi kepercayaan, doktrin, dan praktik dalam Gereja Katolik Roma yang menurut Luther harus segera direformasi.Di dalam ke-95 dalil tersebut terdapat pula daftar kebobrokan dan dekadensi moral pejabat-pejabat Gereja dari imam, uskup, kardinal, sampai Paus. Martin Luther sebenarnya tidak ingin mendirikan gereja sendiri. Dirinya hanya ingin melakukan reformasi dalam gereja. Meski begitu, akibat pikirannya yang berbeda dari para pemimpin gereja saat itu, dirinya dianggap membawa ajaran sesat. Anggapan inilah yang mendorong Martin Luther dan pengikutnya untuk mendirikan gereja sendiri. Ajaran baru itulah yang akhirnya disebut dengan Protestanisme. Gerakan Martin Luther ini ternyata membawa dampak pada melemahnya kekuasaan Paus (pemimpin tertinggi Gereja Katolik). Paus, saat itu tidak hanya memimpin gereja, namun juga berhasil membawahi banyak kerajaan di Eropa. Menurut Luther, gereja seharusnya mengakui kekuasaan para pemimpin negara. Gagasan ini tentunya mendapat dukungan dari para penguasa negara. Mereka menghendaki adanya pemisahan kekuasaan antara negara dan agama. Hal ini akhirnya mendorong peran negara menjadi semakin kuat karena melahirkan feodalisme, nasionalisme dan separatisme. Alhasil, kekuasaan Gereja Katolik Roma mulai runtuh perlahan. Kegigihan Martin Luther untuk melakukan reformasi ternyata belum selesai. Selain menolak kehadiran Paus dalam kekuasaan negara, dirinya juga berani menentang anggapan bahwa Alkitab hanya boleh dibaca dan ditafsirkan oleh para rohaniawan. Martin Luther yang menjunjung tinggi kebebasan individu dan kesetaraan menolak gagasan itu. Menurutnya, semua orang yang mengimani Katolik sebagai agamanya, berhak untuk membaca Alkitab. Akibatnya, ia menerjemahkan sendiri Alkitab ke dalam Bahasa Jerman. Reformasi gereja memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat Eropa. Hal ini terlihat dari lahirnya protestanisme, menguatnya fungsi negara, lahirnya Gereja Anglikan (Anglikanisme), lahirnya reformasi dan demokrasi, terjadinya perang Tiga Puluh Tahun, dan kebebasan beragama. Dengan demikian, reformasi gereja adalah gerakan eformasi yang ditandai dengan peristiwa pemakuan 95 dalil Martin Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenburg di Jerman. Gerakan tersebut terjadi karena adanya keinginan untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara Eropa. Reformasi gereja pada perkembangannya melahirkan agama Kristen Protestan.

Reformasi Gereja Protestan adalah gerakan besar di Eropa Barat pada abad XVI (tahun 1517). Reformasi ini dipelopori biarawan dari ordo Agustinian, yaitu Martin Luther. Tujuannya adalah mereformasi kepercayaan, doktrin, dan praktik-praktik dalam Gereja Katolik Roma.

Gerakan Reformasi ditandai dengan peristiwa pemakuan 95 dalil Martin Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenburg di Jerman. Pada dasarnya ke-95 dalil itu berisi kepercayaan, doktrin, dan praktik dalam Gereja Katolik Roma yang menurut Luther harus segera direformasi. Di dalam ke-95 dalil tersebut terdapat pula daftar kebobrokan dan dekadensi moral pejabat-pejabat Gereja dari imam, uskup, kardinal, sampai Paus.

Martin Luther sebenarnya tidak ingin mendirikan gereja sendiri. Dirinya hanya ingin melakukan reformasi dalam gereja. Meski begitu, akibat pikirannya yang berbeda dari para pemimpin gereja saat itu, dirinya dianggap membawa ajaran sesat. Anggapan inilah yang mendorong Martin Luther dan pengikutnya untuk mendirikan gereja sendiri. Ajaran baru itulah yang akhirnya disebut dengan Protestanisme.

Gerakan Martin Luther ini ternyata membawa dampak pada melemahnya kekuasaan Paus (pemimpin tertinggi Gereja Katolik). Paus, saat itu tidak hanya memimpin gereja, namun juga berhasil membawahi banyak kerajaan di Eropa. Menurut Luther, gereja seharusnya mengakui kekuasaan para pemimpin negara. Gagasan ini tentunya mendapat dukungan dari para penguasa negara. Mereka menghendaki adanya pemisahan kekuasaan antara negara dan agama. Hal ini akhirnya mendorong peran negara menjadi semakin kuat karena melahirkan feodalisme, nasionalisme dan separatisme. Alhasil, kekuasaan Gereja Katolik Roma mulai runtuh perlahan.

Kegigihan Martin Luther untuk melakukan reformasi ternyata belum selesai. Selain menolak kehadiran Paus dalam kekuasaan negara, dirinya juga berani menentang anggapan bahwa Alkitab hanya boleh dibaca dan ditafsirkan oleh para rohaniawan. Martin Luther yang menjunjung tinggi kebebasan individu dan kesetaraan menolak gagasan itu. Menurutnya, semua orang yang mengimani Katolik sebagai agamanya, berhak untuk membaca Alkitab. Akibatnya, ia menerjemahkan sendiri Alkitab ke dalam Bahasa Jerman.

Reformasi gereja memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat Eropa. Hal ini terlihat dari lahirnya protestanisme, menguatnya fungsi negara, lahirnya Gereja Anglikan (Anglikanisme), lahirnya reformasi dan demokrasi, terjadinya perang Tiga Puluh Tahun, dan kebebasan beragama.

Dengan demikian, reformasi gereja adalah gerakan eformasi yang ditandai dengan peristiwa pemakuan 95 dalil Martin Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenburg di Jerman. Gerakan tersebut terjadi karena adanya keinginan untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara Eropa. Reformasi gereja pada perkembangannya melahirkan agama Kristen Protestan.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

19

Jose Paulus

Pembahasan lengkap banget

Permana Eka Rangga

Pembahasan tidak menjawab soal Jawaban tidak sesuai Pembahasan terpotong

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Peristiwa yang mendorong terjadinya reformasi gereja salah satunya adalah adanya penyelewengan-penyelewengan yang terjadi dalam internal gereja sendiri, seperti...

3

4.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia