Sebelum membahas mengenai heterogenitas gender dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Kita harus mengetahui terlebih dahulu "konsep gender". Gender merupakan pembedaan peran, sifat, sikap, ataupun perilaku yang dimiliki individu dalam suatu masyarakat. Ada pembeda secara biologis antara laki-laki dan perempuan. Namun pada konsep gender ini kebudayaan menafsirkan serangkaian karakteristik yang mengikat serta dibedakan antara maskulinitas dan feminitas. Hal ini dibentuk secara sosial ataupun budaya. Jadi, gender tidak dapat disamakan pada konsep jenis kelamin secara perbedaan biologis laki-laki dan perempuan.
Sedangkan heterogenitas merupakan suatu keadaan yang heterogen (keanekaragaman). Jadi, heterogenitas gender merupakan suatu keadaan yang beragam mengenai pembedaan peran, sifat, sikap ataupun perilaku pada individu yang dibentuk secara sosial ataupun budaya dalam masyarakat. Keadaan ini merupakan hal yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Konsep maskulinitas dan feminitas pada gender, sering kali dibedakan antara kedudukan serta peran laki-laki dan perempuan. Tidak adanya kesetaraan diantara keduanya. Dalam dunia pekerjaan, masih banyak isu mengenai perempuan tidak pantas untuk memiliki pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh laki-laki, begitu juga sebaliknya. Namun, saat ini konsep kesetaraan juga semakin diperhatikan walaupun tidak semua memperhatikan konsep ini.
Heterogenitas gender dapat berpengaruh pada pola pikir masyarakat. Pada keadaan yang beragam ini, membuka masyarakat untuk saling menghargai satu sama lain. Mengenai pembedaan peran, sifat, sikap ataupun perilaku masyarakat. Tanpa menghilangkan konsep gender secara budaya dalam masyarakat. Misalnya perempuan bekerja sebagai wanita karir, namun juga berperan untuk mendidik anak, melayani suami, memiliki sifat keibuan dan lain sebagainya.