Iklan

Pertanyaan

Jelaskan metagenesis pada Gymnospermae!

Jelaskan metagenesis pada Gymnospermae! 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

11

:

44

:

28

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Pembahasan
lock

Generasi dominan pada Gymnospermae adalah sporofit. Pohon pinus merupakan sporofit yang berkromosom diploid (2n). Gymnospermae bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa. Siklus hidup tumbuhan Gymnospermae, misalnya pinus, dijelaskan sebagai berikut. Pohon pinus (sporofit) berkromosom diploid (2n) yang sudah dewasa membentuk strobilus jantan dan strobilus betina. Strobilus jantan memiliki sporofil berupa daun kecil yang mengandung ratusan mikrosporangia. Sel-sel di dalam mikrosporangia membelah secara meiosis menghasilkan gamet jantan berupa butir serbuk sari yang haploid (n). Strobilus betina memiliki sporofil berbentuk sisik. Setiap sisik memiliki dua bakal biji. Masing-masing bakal biji memiliki megasporangium (nuselus) yang terlindungi oleh lapisan integumen dengan lubang mikrofil. Penyerbukan terjadi jika serbuk sari jatuh pada strobilus betina, ketika terisap masuk ke dalam bakal biji melalui mikrofil. Namun, proses pembuahan ovum oleh sel sperma baru akan terjadi sekitar satu tahun setelah terjadinya penyerbukan. Di dalam strobilus betina, terjadi pembelahan meiosis sel induk megaspora (2n) yang terdapat di dalam nuselus; dihasilkan empat sel haploid (n). Namun, hanya satu sel yang hidup dan tumbuh menjadi megaspora (n). Tiga sel lainnya mengalami reduksi dan mati. Megaspora (n) membelah secara mitosis berulang-ulang dan tumbuh menjadi jaringan gametofit betina (n). Jaringan gametofit betina akan membentuk arkegonium yang masing-masing mengandung satu ovum. Serbuk sari yang jatuh pada mikrofil akan berkecambah membentuk buluh serbuk sari, menembus nuselus menuju ke ruang arkegonium. Di dalam buluh serbuk sari terdapat satu sel generatif yang membelah menjadi dua sel, yaitu sel steril dan sel spermatogen. Sel spermatogen membelah menjadi dua sel spermatozoid yang berbeda ukuran (besar dan kecil). Saat mencapai ovum, sel steril dan sel spermatozoid (n) yang berukuran kecil mati, sedangkan sel spermatozoid yang berukuran besar (n) membuahi salah satu ovum (n) sehingga membentuk zigot (2n). Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n) yang merupakan sporofit baru. Embrio mendapat makanan dari jaringan gametofit (n). Embrio (2n) dan cadangan makanan (n) dikelilingi oleh selaput biji (2n) yang berasal dari integumen sporofit induk.

Generasi dominan pada Gymnospermae adalah sporofit. Pohon pinus merupakan sporofit yang berkromosom diploid (2n). Gymnospermae bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa.

Siklus hidup tumbuhan Gymnospermae, misalnya pinus, dijelaskan sebagai berikut.

  1. Pohon pinus (sporofit) berkromosom diploid (2n) yang sudah dewasa membentuk strobilus jantan dan strobilus betina.
  2. Strobilus jantan memiliki sporofil berupa daun kecil yang mengandung ratusan mikrosporangia. Sel-sel di dalam mikrosporangia membelah secara meiosis menghasilkan gamet jantan berupa butir serbuk sari yang haploid (n).
  3. Strobilus betina memiliki sporofil berbentuk sisik. Setiap sisik memiliki dua bakal biji. Masing-masing bakal biji memiliki megasporangium (nuselus) yang terlindungi oleh lapisan integumen dengan lubang mikrofil.
  4. Penyerbukan terjadi jika serbuk sari jatuh pada strobilus betina, ketika terisap masuk ke dalam bakal biji melalui mikrofil. Namun, proses pembuahan ovum oleh sel sperma baru akan terjadi sekitar satu tahun setelah terjadinya penyerbukan.
  5. Di dalam strobilus betina, terjadi pembelahan meiosis sel induk megaspora (2n) yang terdapat di dalam nuselus; dihasilkan empat sel haploid (n). Namun, hanya satu sel yang hidup dan tumbuh menjadi megaspora (n). Tiga sel lainnya mengalami reduksi dan mati.
  6. Megaspora (n) membelah secara mitosis berulang-ulang dan tumbuh menjadi jaringan gametofit betina (n). Jaringan gametofit betina akan membentuk arkegonium yang masing-masing mengandung satu ovum.
  7. Serbuk sari yang jatuh pada mikrofil akan berkecambah membentuk buluh serbuk sari, menembus nuselus menuju ke ruang arkegonium. Di dalam buluh serbuk sari terdapat satu sel generatif yang membelah menjadi dua sel, yaitu sel steril dan sel spermatogen. Sel spermatogen membelah menjadi dua sel spermatozoid yang berbeda ukuran (besar dan kecil). Saat mencapai ovum, sel steril dan sel spermatozoid (n) yang berukuran kecil mati, sedangkan sel spermatozoid yang berukuran besar (n) membuahi salah satu ovum (n) sehingga membentuk zigot (2n).
  8. Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n) yang merupakan sporofit baru. Embrio mendapat makanan dari jaringan gametofit (n). Embrio (2n) dan cadangan makanan (n) dikelilingi oleh selaput biji (2n) yang berasal dari integumen sporofit induk.space space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

5

Zahrani Aulia Sifa

Jawaban tidak sesuai

Santia Anjelika Pacar Taehyun

Jawaban tidak sesuai

Dafa ganteng

Jawaban tidak sesuai

Iklan

Pertanyaan serupa

Penyerbukan pada Gymnospermae umumnya dibantu oleh ....

4

4.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia