Kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan mempermudah masuknya kebudayaan India ke Indonesia.
Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut:
Indonesia secara geografis dikenal sebagai archipelago country atau negara kepulauan. Wilayahnya terdiri dari dua pertiga laut dan ribuan pulau. Wilayah kepulauan tersebut, membuat nusantara menghasilkan komoditi yang berbeda-beda dan dicari oleh pedagang internasional. Komoditi tersebut diantaranya, Ternate dan Tidore dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti lada, pala, cengkeh, fuli (bunga pala), dan masih banyak lainnya. Pelaut Makassar disebut juga telah mencari teripang (dikenal dengan timun laut) sampai ke Australia untuk diperjualbelikan ke pedagang Cina. Potensi komoditi inilah yang menarik pedagang asing untuk melakukan aktifitas ekonomi di nusantara. Bukti tertua mengenai adanya interaksi dengan India dengan Indonesia ditemukan pada abad ke-4 M. Bukti tersebut Yupa atau tugu batu yang menyebut keberadaan kerajaan Kutai yang terletak Kalimantan Timur.
Selain dikarenakan potensi komoditas yang dihasilkan oleh Indonesia, kondisi sebagai negara kepulauan juga menjadi kekuatan penting dalam masa itu. Perdagangan internasional, menjadikan laut sebagai moda transportasi utama.
Selama proses perdagangan terjadi, terjadi pula interaksi selain ekonomi, salah satunya interaksi budaya. Keadaan makin intens dikarenakan pedagang India menetap minimal enam bulan di Indonesia, untuk menunggu angin laut yang membawa mereka kembali ke negara asal. Begitu seterusnya proses interaksi budaya terjadi antara Indonesia dengan India.