Diketahui bahwa setelah pengeboman di Pearl Harbour pada tahun 1941, Jepang mulai mengekspansi wilayah-wilayah di Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia. Tujuan Jepang datang ke Indonesia adalah untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industry, seperti minyak bumi, timah dan alumunium. Pada tahun 1942, Jepang mulai memasuki Indonesia melalui daerah Ambon yang kemudian dengan cepat menguasai seluruh wilayah Indonesia. Jepang datang dengan melakukan propaganda-propaganda agar rakyat Indonesia dapat bersimpati dan mendukung Jepang. Hasilnya, kedatangan Jepang ke Indonesia menarik simpati masyarakat Indonesia. Jepang dijuluki sebagai saudara tua yang dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari cenkgraman Belanda. Lagu Indonesia Raya diperdengarkan di radio-radio. Bendera merah putih dikibarkan disamping bendera Jepang Hinomaru. Selain itu, Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa Barat. Melalui program Pan-Asia, jepang juga akan membantu memajukan rakyat Indonesia. Akan tetapi, pendudukan Jepang di Indonesia ini bermuka dua (tidak jujur/tidak konsisten/mencari keuntungan dari apa yang dilakukannya).
Pada praktik dilapangan, rakyat Indonesia dikerahkan untuk menopang kegiatan perang Jepang, karena diberlakukannya ekonomi perang. Rakyat Indonesia ditindas dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan penguasa Jepang pada saat itu, contohnya adalah sebagai berikut.
- Kehidupan petani semakin merosot, hal ini dikarenakan hasil panen mereka harus dijual kepada jepang dengan harga yang sudah ditentukan ditambah dengan proses-prosesnya yang memakanwaktu dan tenaga.
- Kegiatan pendidikan dibatasi, yang kemudian jumlah sekolah menurun drastis.
- Pengerahan Romusa (pekerja paksa) untuk seluruh kegiatan perang Jepang dalam perang Asia Timur Raya yang menyebabkan banyaknya korban berjatuhan akibat pekerjaannya yang tidak manusiawi.
Dengan demikian, pendudukan Jepang di Indonesia bermuka dua dikarenakan di awal kedatangannya Jepang menjanjikan hal-hal yang menguntungkan bagi rakyat Indonesia, akan tetapi dalam praktiknya berlaku sebaliknya, rakyat Indonesia ditindas dan dijadikan pekerja untuk menopang perang Asia Timur Raya.