Platyhelminthes (Yunani, platy = pipih, helminthes = cacing) adalah cacing berbentuk pipih, triploblastik (memiliki tiga lapisan embrionik), dan aselomata (tidak berongga tubuh). Filum Platyhelminthes terdiri atas empat kelas, yaitu, Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Platyhelminthes ada yang hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat yang lembap dengan cara memakan sisa-sisa organisme dan tumbuhan atau hewan kecil. Ada cacing yang hidup sebagai endoparasit atau parasit di dalam tubuh inang, misalnya pada manusia, sapi, babi, anjing, kucing, burung, katak, siput air, dan ikan. Namun, ada pula yang hidup sebagai ektoparasit dengan memakan lendir dan sel-sel di permukaan tubuh inang. Cacing yang hidup bebas berasal dari kelas Turbellaria, sedangkan cacing dari kelas lainnya hidup sebagai parasit.
Platyhelminthes sudah memiliki sistem pencernaan makanan, terutama yang hidup bebas. Namun, ada pula yang tidak memiliki sistem pencernaan makanan, misalnya cacing pita (Cestoda). Platyhelminthes tidak memiliki sistem pernapasan dan sistem peredaran darah, sehingga pertukaran dan transportasi zat terjadi secara difusi. Sistem saraf Platyhelminthes berupa beberapa pasang benang saraf. Alat ekskresi masih sangat sederhana, berupa saluran bercabang-cabang yang berakhir pada sel api. Alat indra berupa bintik mata untuk mendeteksi adanya sinar dan kemoreseptor. Cacing yang hidup endoparasit, seperti cacing pita, tidak memiliki alat indra.
Platyhelminthes bereproduksi secara seksual, aseksual, atau keduanya. Pada umumnya, Platyhelminthes bersifat hermafrodit karena memiliki testis yang menghasilkan sperma dan ovarium yang menghasilkan sel telur. Reproduksi secara seksual dengan pembuahan sel telur oleh sperma. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi, yaitu pemotongan beberapa bagian tubuhnya. Bagian tubuh yang terpotong akan melakukan regenerasi hingga menjadi individu baru yang lengkap, contohnya Planaria.