Iklan

Pertanyaan

Hasil kebudayaan masa Megalitikum yang masih dijumpai di lingkungan kita sehari-hari antara lain.

Hasil kebudayaan masa Megalitikum yang masih dijumpai di lingkungan kita sehari-hari antara lain.

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

00

:

01

:

24

:

06

Klaim

Iklan

C. Sianturi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

hasil kebudayaan masa Megalitikum yang masih dijumpai di lingkungan sehari-hari pada beberapa wilayah di Indonesia diantaranya: dolmen, punden berundak, menhir, arca batu, dan kubur batu.

hasil kebudayaan masa Megalitikum yang masih dijumpai di lingkungan sehari-hari pada beberapa wilayah di Indonesia diantaranya: dolmen, punden berundak, menhir, arca batu, dan kubur batu.

Pembahasan

Megalitikum atau zaman batu besar berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lihikum/Lithos yang berarti batu. Dinamakan zaman batu besar karena dalam sejarah manusia purba, manusia yang hidup pada masa itu menggunakan batu berukuran besar sebagai peralatan kesehariannya. Beberapa hasil kebudayaan zaman ini yang masih digunakan hingga sekarang diantaranya adalah. Dolmenadalah bangunan yang terbuat dari batu berbentuk besar, pipih dan horizontal digunakan sebagai tempat untuk sesaji dan tempat pemujaan terhadap nenek moyang yang terkadang juga berfungsi sebagai penutup sarkofagus. Dolmen biasanya diletakkan di lokasi yang dianggap keramat atau di tempat dimana kerap dilakukan upacara pemujaan terhadap leluhur purba. Terkadang di bawah dolmen digunakan sebagai tempat untuk meletakkan mayat agar tidak dimakan oleh binatang buas. Penemuan dolmen sebagai peninggalan prasejarah zaman Megalitikum banyak ditemui di Besuki, Jawa Timur yang dikenal dengan nama pandhusa. Punden berundak merupakan bangunan yang disusun secara bertingkat ini dimaksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang dan kemudian menjadi konsep dasar dari candi – candi pada masa Hindu – Budha. Struktur dasar dari punden berundak ditemukan pada situs – situs purbakala yang berasal dari periode kebudayaan Megalith – Neolitikum pada masa pra Hindu – Buddha masyarakat Astronesia. Juga ditemukan bahhwa punden berundak juga telah digunakan pada bangunan – bangunan dari periode selanjutnya hingga masuknya Islam ke Nusantara. Penyebaran punden berundak tercatat mulai Nusantara hingga Polinesia, walaupun pada kawasan Polinesia berupa struktur yang dikenal dengan nama Marae oleh orang Maori, tidak selalu berupa undakan. Contoh punden berundak digunakan pada Candi Borobudur, Candi Ceto dan kompleks pemakaman raja – raja Mataram di Imogiri. Menhir adalah salah satu peninggalan sejarah berupa tugu batu yang tegak dan sengaja ditempatkan di satu lokasi untuk memperingati orang yang sudah meninggal. Batu ini menjadi media penghormatan dan lambang untuk orang – orang yang meninggal tersebut. Batuan menhir serupa dengan dolmen dan cromlech, berasal dari periode Neolitikum yang banyak ditemukan di Perancis, Inggris, Irlandia, Spanyol dan Italia. Menhir juga disebut sebagai megalith atau batu besar karena ukurannya tersebut. Situs menhir dipercaya para ahli digunakan untuk tujuan religius dan bermakna simbolis untuk menyembah nenek moyang. Arca batubanyak ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya di Pasemah, Sumatera Selatan dan Sulawesi Tenggara. Bentuknya dapat menyerupai binatang atau manusia yang berciri negrito. Di Pasemah terdapat arca yang dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar bulat yang diatasnya ada pahatan wajah manusia. Kemungkinan pahatan tersebut adalah perwujudan dari nenek moyang yang kerap menjadi objek pemujaan. Arca dalam agama Hindu sama dengan Murti atau Murthi, merujuk pada citra yang menggambarkan roh atau jiwa Ketuhanan (Murta). Murti adalah wujud dari aspek Ketuhanan atau dewa – dewi, yang fungsinya menjadi sarana untuk berkonsentrasi kepada Tuhan dalam kegiatan pemujaan. Kubur batu merupakan peninggalan zaman Megalitikum berupatempat menyimpan jenazah yang terbuat dari batu, biasanya digunakan sebagai tempat penguburan atau stonecists untuk para tetua di lingkungan masyarakat masa megalith. Bentuknya menyerupai bangunan kuburan yang bisa dilihat pada masa sekarang. Sebagian besar dari kubur batu yang ditemukan terletak membujur dari arah timur ke barat. Kubur batu banyak ditemukan di Bali, Pasemah (Sumsel), Wonosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa Tengah) dan Cirebon (Jawa Barat). Dengan demikian, hasil kebudayaan masa Megalitikum yang masih dijumpai di lingkungan sehari-hari pada beberapa wilayah di Indonesia diantaranya: dolmen, punden berundak, menhir, arca batu, dan kubur batu.

Megalitikum atau zaman batu besar berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lihikum/Lithos yang berarti batu. Dinamakan zaman batu besar karena dalam sejarah manusia purba, manusia yang hidup pada masa itu menggunakan batu berukuran besar sebagai peralatan kesehariannya. Beberapa hasil kebudayaan zaman ini yang masih digunakan hingga sekarang diantaranya adalah.

  1. Dolmen adalah bangunan yang terbuat dari batu berbentuk besar, pipih dan horizontal digunakan sebagai tempat untuk sesaji dan tempat pemujaan terhadap nenek moyang  yang terkadang juga berfungsi sebagai penutup sarkofagus. Dolmen biasanya diletakkan di lokasi yang dianggap keramat atau di tempat dimana kerap dilakukan upacara pemujaan terhadap leluhur purba. Terkadang di bawah dolmen digunakan sebagai tempat untuk meletakkan mayat agar tidak dimakan oleh binatang buas. Penemuan dolmen sebagai peninggalan prasejarah zaman Megalitikum banyak ditemui di Besuki, Jawa Timur yang dikenal dengan nama pandhusa.
  2. Punden berundak merupakan bangunan yang disusun secara bertingkat ini dimaksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang dan kemudian menjadi konsep dasar dari candi – candi pada masa Hindu – Budha. Struktur dasar dari punden berundak ditemukan pada situs – situs purbakala yang berasal dari periode kebudayaan Megalith – Neolitikum pada masa pra Hindu – Buddha masyarakat Astronesia. Juga ditemukan bahhwa punden berundak juga telah digunakan pada bangunan – bangunan dari periode selanjutnya hingga masuknya Islam ke Nusantara. Penyebaran punden berundak tercatat mulai Nusantara hingga Polinesia, walaupun pada kawasan Polinesia berupa struktur yang dikenal dengan nama Marae oleh orang Maori, tidak selalu berupa undakan. Contoh punden berundak digunakan pada Candi Borobudur, Candi Ceto dan kompleks pemakaman raja – raja Mataram di Imogiri.
  3. Menhir adalah salah satu peninggalan sejarah berupa tugu batu yang tegak dan sengaja ditempatkan di satu lokasi untuk memperingati orang yang sudah meninggal. Batu ini menjadi media penghormatan dan lambang untuk orang – orang yang meninggal tersebut. Batuan menhir serupa dengan dolmen dan cromlech, berasal dari periode Neolitikum yang banyak ditemukan di Perancis, Inggris, Irlandia, Spanyol dan Italia. Menhir juga disebut sebagai megalith atau batu besar karena ukurannya tersebut. Situs menhir dipercaya para ahli digunakan untuk tujuan religius dan bermakna simbolis untuk menyembah nenek moyang.
  4. Arca batu banyak ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya di Pasemah, Sumatera Selatan dan Sulawesi Tenggara. Bentuknya dapat menyerupai binatang atau manusia yang berciri negrito. Di Pasemah terdapat arca yang dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar bulat yang diatasnya ada pahatan wajah manusia. Kemungkinan pahatan tersebut adalah perwujudan dari nenek moyang yang kerap menjadi objek pemujaan. Arca dalam agama Hindu sama dengan Murti atau Murthi, merujuk pada citra yang menggambarkan roh atau jiwa Ketuhanan (Murta). Murti adalah wujud dari aspek Ketuhanan atau dewa – dewi, yang fungsinya menjadi sarana untuk berkonsentrasi kepada Tuhan dalam kegiatan pemujaan.
  5. Kubur batu merupakan peninggalan zaman Megalitikum berupa tempat menyimpan jenazah yang terbuat dari batu, biasanya digunakan sebagai tempat penguburan atau stonecists untuk para tetua di lingkungan masyarakat masa megalith. Bentuknya menyerupai bangunan kuburan yang bisa dilihat pada masa sekarang. Sebagian besar dari kubur batu yang ditemukan terletak membujur dari arah timur ke barat. Kubur batu banyak ditemukan di Bali, Pasemah (Sumsel), Wonosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa Tengah) dan  Cirebon (Jawa Barat). 

Dengan demikian, hasil kebudayaan masa Megalitikum yang masih dijumpai di lingkungan sehari-hari pada beberapa wilayah di Indonesia diantaranya: dolmen, punden berundak, menhir, arca batu, dan kubur batu.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Iklan

Pertanyaan serupa

Jelaskan mengenai sarkofagus!

1

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia