Pertanyaan

H.R. Rasuna Said pernah bergabung di Sekolah Thawalib. Sekolah tersebut kelak menumbuhkan kepribadian H.R. Rasuna Said sebagai pejuang politik, sebab....

sekolah itu menjadi tempat berkumpulnya pejuang politik Minangkabau
Rasuna Said dapat melatih keterampilan berpidato dan berdebat di sekolah itu
pendidikan politik merupakan materi yang diharuskan dalam Sekolah Thawalib
Rasuna Said menggagas aksi para murid dalam perjuangan politik di sekolah itu
sifat Rasuna Said yang progresif dan radikal didukung dengan sistem pendidikan sekolah itu

A. Acfreelance

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

H.R. Rasuna Said pernah bergabung dengan Sekolah Thawalib. Sifat dan kepribadian H.R. Rasuna Said sebagai seorang pejuang politik dibentuk dan digembleng ketika di sekolah tersebut. Rasuna Said sangat tertarik pada pidato-pidato gurunya di sana yaitu H. Udin Rahmani, seorang tokoh pergerakan kaum muda di Maninjau dan anggota Sarekat Islam. H. Udin Rahmani sering berpidato di depan murid-muridnya selepas shalat Magrib untuk menceritakan pergerakan para pemimpin bangsa untuk mencapai Indonesia merdeka. H.R. Rasuna Said menjadi murid H. Udin Rahmani selama dua tahun, dan selama itu juga Rasuna Said tumbuh menjadi pribadi yang progresif, radikal, dan pantang menyerah. H.R. Rasuna Said juga belajar keterampilan berpidato dan berdebat, selain mempelajari ilmu-ilmu agama di Sekolah Thawalib. Seminggu sekali para murid Sekolah Thawalib harus mengikuti latihan pidato dan berdebat. Kepandaian Rasuna Said dalam berpidato diakui teman-temannya, bahkan terdapat julukan untuk pidato-pidatonya yang seperti “petir di siang hari”.

H.R. Rasuna Said pernah bergabung dengan Sekolah Thawalib. Sifat dan kepribadian H.R. Rasuna Said sebagai seorang pejuang politik dibentuk dan digembleng ketika di sekolah tersebut. Rasuna Said sangat tertarik pada pidato-pidato gurunya di sana yaitu H. Udin Rahmani, seorang tokoh pergerakan kaum muda di Maninjau dan anggota Sarekat Islam. H. Udin Rahmani sering berpidato di depan murid-muridnya selepas shalat Magrib untuk menceritakan pergerakan para pemimpin bangsa untuk mencapai Indonesia merdeka. H.R. Rasuna Said menjadi murid H. Udin Rahmani selama dua tahun, dan selama itu juga Rasuna Said tumbuh menjadi pribadi yang progresif, radikal, dan pantang menyerah. H.R. Rasuna Said juga belajar keterampilan berpidato dan berdebat, selain mempelajari ilmu-ilmu agama di Sekolah Thawalib. Seminggu sekali para murid Sekolah Thawalib harus mengikuti latihan pidato dan berdebat. Kepandaian Rasuna Said dalam berpidato diakui teman-temannya, bahkan terdapat julukan untuk pidato-pidatonya yang seperti “petir di siang hari”.