Gwen merupakan siswa sekolah dasar yang setiap hari harus menempuh jarak 10 km dari rumah menuju sekolah. Jarak yang jauh ini diperparah dengan kondisi lalu lintas dari rumah menuju sekolah tempat Gwen belajar merupakan jalur yang selalu macet. Kondisi ini menyebabkan pemerintah memberlakukan sistem zonasi untuk memetakan sekolah-sekolah terhadap kawasan permukiman penduduk agar jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh karena setiap wilayah akan masuk ke dalam zona sekolah tertentu. Keterkaitan sistem zonasi sekolah dengan analisis SIG dapat dilihat pada pernyataan ...

Program zonasi ini harus melalui analisis overlay pada SIG karena dibutuhkan beberapa peta untuk menghasilkan zonasi tiap sekolah terhadap permukiman penduduk.

Program zonasi ini harus melalui analisis networking dan pada SIG karena akan menghasilkan peta jaringan jalan/akses jalan terbaik menuju sekolah meskipun jaraknya jauh.

Program zonasi ini harus melalui analisis 3D analyst pada SIG karena dibutuhkan informasi berupa kemiringan lereng untuk membangun sekolah yang aman dari ancaman tanah longsor.

Program zonasi ini harus melalui analisis buffering pada SIG karena dibutuhkan informasi mengenai jangkauan sekolah terhadap permukiman penduduk sehingga tiap sekolah akan membentuk zonasi.

Program zonasi ini harus melalui analisis networking dan overlay pada SIG karena akan menghasilkan peta baru berupa peta jaringan jalan/akses jalan terbaik menuju sekolah meskipun jaraknya jauh.