Gerakan APRA (Agkatan Perang Ratu Adil) disokong oleh Belanda, Westerling, KNIL, dan juga Sultan Hamid II.
Untuk lebih detailnya, yuk pahami penjelasan berikut:
Gerakan APRA (Agkatan Perang Ratu Adil) yang dipimpin oleh Raymon Westerling. Dibalik gerakan ini adalah Belanda sebagai penyokong untuk melindungi kepentingan ekonominya. Untuk itu, mereka akan berupaya untuk mempertahankan negara Pasundan dan tidak bersedia bergabung dengan RI di Yogyakarta.
Gerakan APRA dilakukan oleh kurang lebih 800 orang yang bersenjata lengkap. Pada pagi hari tanggal 23 Januari 1950, APRA menyerang kota Bandung. Mereka secara ganas membunuh setiap anggota TNI yang dapat mereka jumpai. Mereka berhasil menduduki markas staf Divisi Siliwangi. Dalam insiden ini, 79 anggota TNI gugur, termasuk Letkol Lembong.
Selain ke Bandung, gerakan APRA juga diarahkan ke Jakarta. Dalam gerakan ini, ternyata yang mendalangi adalah Sultan Hamid II yang menjadi menteri dalam kabinet RIS dan mengadakan kerja sama dengan Belanda serta mengangkat Westerling sebagai pemimpin APRA. Mereka berencana akan menyerang gedung tempat diselenggarakan sidang kabinet untuk membunuh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan, Mr. Budihardjo Sekjen Kemnetrian Pertahanan, dan Kolonel T.B. Simatupang Pejabat Kepala Staf APRIS