Iklan

Iklan

Pertanyaan

Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) merupakan masalah sosial yang dihadapi oleh bangsa kita saat ini. Kenyataannya 4.300 dari 6.800 orang perempuan penjaja seks komersial atau WTS (63,2%) di Malaysia, ternyata datang dari Indonesia. Hal inilah mempertegas bahwa masalah gepeng dan WTS berada di mana-mana. Sebagaimana Kota Tangerang sebagai penyangga Kota Jakarta, masalah serupa juga menjadi problem yang tidak terelakkan. Kota Tangerang menjadi wilayah pelarian para gepeng dan WTS Jakarta, ketika di kota metropolitan mereka disingkirkan oleh persaingan di antara komunitas mereka sendiri. Dengan melihat kasus di atas, cobalah berpikir kritis dalam menyikapinya, dalam memahami masalah gepeng dan WTS! Dapatkah pengetahuan sosiologi diterapkan? Jelaskan serta cobalah mencari solusi terbaik dalam penanganan gepeng dan WTS apabila dilihat dari kacamata sosiologi!

Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) merupakan masalah sosial yang dihadapi oleh bangsa kita saat ini. Kenyataannya 4.300 dari 6.800 orang perempuan penjaja seks komersial atau WTS (63,2%) di Malaysia, ternyata datang dari Indonesia. Hal inilah mempertegas bahwa masalah gepeng dan WTS berada di mana-mana. Sebagaimana Kota Tangerang sebagai penyangga Kota Jakarta, masalah serupa juga menjadi problem yang tidak terelakkan. Kota Tangerang menjadi wilayah pelarian para gepeng dan WTS Jakarta, ketika di kota metropolitan mereka disingkirkan oleh persaingan di antara komunitas mereka sendiri.
Dengan melihat kasus di atas, cobalah berpikir kritis dalam menyikapinya, dalam memahami masalah gepeng dan WTS! Dapatkah pengetahuan sosiologi diterapkan? Jelaskan serta cobalah mencari solusi terbaik dalam penanganan gepeng dan WTS apabila dilihat dari kacamata sosiologi!undefined 

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) merupakan sebuah komunitas kelas bawah dalam struktur sosial di masyarakat yang bekerja dalam sektor informal sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Berdasarkan sebuahpenelitian yang dilakukanoleh Manangin mengenai "Fenomena Gelandangan-Pengemis Di Daerah Istimewa Yogyakarta (Analisis Terhadap Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Gelandangan Pengemis)" mengungkapkan bahwa gepeng sebagai gerakan protes terhadap pemerintah yang mana gepeng menganggap bahwa pemerintah belum bisa mengurusi masyarakat sub-marginal secara baik. Menjadi pengemis dan gelandangan juga menjadiresponketerbatasan ekonomi, sehingga dengan menekuni profesi informal tersebut dengan menciptakan dan menjadikan mental- mental menjadi pengemis menjadi pilihan terakhiruntuk dapat menyambung hidup. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan sebagai pengemis yang hanya butuh modal keberanian dan tidak perlu proses panjang. Begitu pula denganWanita Tuna Susila (WTS), yang justru saat ini tidak hanya dilakukan oleh kalangan menengah ke bawah tetapi juga kalangan menengah ke atas,dengan alasan kebutuhan dan gaya hidup. Hal ini dikarenakan menjadiWanita Tuna Susila (WTS) mendatangkan penghasilan yang besar, cepat, dan tidak membutuhkan pendidikan tinggi. Berdasarkan penelitian di atas, fenomenaGelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) dapat dikaji dengan menggunakan teori struktural fungsional. Teori strukturl fungsional menjelaskan bahwa masyarakat sebagai satu kesatuan sistem yang saling berhubungan. Apabila salah satu bagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan mempengaruhi dan menggangu bagian yang lain. Seperti halnya Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) yang menjadi masalah di masyarakat, namun tidak bisa disalahkan pada salah satu pihak, karena masyarakat dan pemerintah adalah satu kesatuan sistem yang saling berkaitan. Apabila pemerintah menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi dan menerapkan sanksi yang tegas maka masyarakat tidak banyak yang melakukan pekerjaan tersebut, karena masalah tersebut salah satunya karena adanya protes terhadap pemerintah. Solusi untuk mengatasi masalahGelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) di antaranya: Memberikan pelatihan/ketrampilan agarGelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) menguasi ketrampilan tertentu yang nantinya dapat bermanfaat dan bisa dikembangkan untuk membuka usaha. Transmigrasi ke daerahyang belum padat pendudukanya, dengan tujuan agar persaingan kerja tidak tinggi. Panti bersama untuk paraGelandangan dan pengemis (Gepeng) agar tidak menempati lingkungan yang tidak layak dan memunculkan tempat kumuh.

Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) merupakan sebuah komunitas kelas bawah dalam struktur sosial di masyarakat yang bekerja dalam sektor informal sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

    Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Manangin mengenai "Fenomena Gelandangan-Pengemis Di Daerah Istimewa Yogyakarta (Analisis Terhadap Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Gelandangan Pengemis)" mengungkapkan bahwa gepeng sebagai gerakan protes terhadap pemerintah yang mana gepeng menganggap bahwa pemerintah belum bisa mengurusi masyarakat sub-marginal secara baik. Menjadi pengemis dan gelandangan juga menjadi respon keterbatasan ekonomi, sehingga dengan menekuni profesi informal tersebut dengan menciptakan dan menjadikan mental- mental menjadi pengemis menjadi pilihan terakhir untuk dapat menyambung hidup. Hal tersebut dikarenakan  pekerjaan  sebagai pengemis yang hanya butuh modal keberanian dan tidak perlu proses panjang. Begitu pula dengan Wanita Tuna Susila (WTS), yang justru saat ini tidak hanya dilakukan oleh kalangan menengah ke bawah tetapi juga kalangan menengah ke atas, dengan alasan kebutuhan dan gaya hidup. Hal ini dikarenakan menjadi Wanita Tuna Susila (WTS) mendatangkan penghasilan yang besar, cepat, dan tidak membutuhkan pendidikan tinggi. 

    Berdasarkan penelitian di atas, fenomena Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) dapat dikaji dengan menggunakan teori struktural fungsional. Teori strukturl fungsional menjelaskan bahwa masyarakat sebagai satu kesatuan sistem yang saling berhubungan. Apabila salah satu bagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan mempengaruhi dan menggangu bagian yang lain. Seperti halnya Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) yang menjadi masalah di masyarakat, namun tidak bisa disalahkan pada salah satu pihak, karena masyarakat dan pemerintah adalah satu kesatuan sistem yang saling berkaitan. Apabila pemerintah menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi dan menerapkan sanksi yang tegas maka masyarakat tidak banyak yang melakukan pekerjaan tersebut, karena masalah tersebut salah satunya karena adanya protes terhadap pemerintah.

    Solusi untuk mengatasi masalah Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) di antaranya:

  1. Memberikan pelatihan/ketrampilan agar Gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS) menguasi ketrampilan tertentu yang nantinya dapat bermanfaat dan bisa dikembangkan untuk membuka usaha.
  2. Transmigrasi ke daerah yang belum padat pendudukanya, dengan tujuan agar persaingan kerja tidak tinggi.
  3. Panti bersama untuk para Gelandangan dan pengemis (Gepeng) agar tidak menempati lingkungan yang tidak layak dan memunculkan tempat kumuh.space space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

167

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Akhir-akhir ini terjadi gejala kelompok sosial yang ajarannya menyimpang dari norma umum. Masih banyak anggota masyarakat yang terkecoh dan masuk dalam kelompok tersebut. Penelitian sosial dilakukan u...

149

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia