Salah satu kebahasaan cerita pendek adalah menggunakan majas. Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa untuk mendapatkan suasana dalam sebuah kalimat agar semakin hidup atau singkatnya, majas adalah ungkapan yang bisa menghidupkan suatu kalimat.
Majas yang digunakan pada cerpen di atas adalah majas personifikasi. Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menyatakan benda mati sebagai sesuatu yang seolah-olah hidup layaknya manusia. Hal ini ditunjukan pada kalimat pertama, yaitu "Gorden jendela disibak Cahaya matahari yang garang masuk menerjang". Pada kalimat tersebut menjelaskan seolah-olah cahaya matahari dapat menyibak gorden jendela. Padahal yang dapat melakukan hal tersebut hanyalah manusia. Pada kalimat tersebut juga matahari memiliki sifat garang, sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia.
Selanjutnya cerpen di atas juga menggunakan majas hiperbola, yaitu majas yang merupakan ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal. hal tersebut tergambar pada kalimat "Aku melompat bangun". Makna kalimat tersebut bukanlah makna sebenarnya karena tidak masuk akal orang bangun dengan cara melompat
Terkakhir, cerpen di atas menggunakan majas repetisi, yaitu pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya. Hal tersebut digambarkan pada kalimat "Sabar. Sabar". Kata sabar disebut sebanyak dua kali untuk mempertegas bahwa dirinya harus bersabar.
Dengan demikian, gaya bahasa yang digunakan dalam teks di atas adalah:
- Majas personifikasi, yang dibuktikan pada kalimat "Gorden jendela disibak Cahaya matahari yang garang masuk menerjang".
- Majas hiperbola, yang dibuktikan pada kalimat "Aku melompat bangun".
- Majas repetisi, yang dibuktikan pada kalimat "Sabar. Sabar".