Bilangan kuantum adalah bilangan yang menyatakan elektron terakhir dalam suatu konfigurasi elektron. Untuk mengetahui letak periode dan golongan suatu unsur, bilangan kuantum terlebih dahulu diubah mejadi sebuah elektron sehingga diperoleh konfigurasi elektron secara utuh.
Untuk mengubah bilangan kuantum tersebut maka dilakukan analisis :
- n = 3, maka kulit terakhirnya adalah 3.
- l = 1, maka orbitalnya adalah p.
- m = 0, maka posisi elektron terakhir berada pada orbital nomor 0.
- s = , maka arah elektron ke bawah.
Jika hasil analisis tersebut digambarkan maka akan menjadi :
Sehingga diketahui bahwa konfigurasi elektron unsur A :
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur A terdapat pada golongan VIIA periode 3.
Dengan cara analisis yang sama dengan poin (a), diketahui bahwa bilangan kuantum B dapat digambarkan menjadi :
Sehingga diketahui bahwa unsur B memiliki konfigurasi elektron :
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur B terletak pada golongan IIB periode 4.
Dengan cara analisis yang sama dengan poin (a), diketahui bahwa bilangan kuantum C dapat digambarkan menjadi :
Sehingga diketahui bahwa unsur C memiliki konfigurasi elektron :
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur C terletak pada golongan IA periode 6.
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik elektron untuk dipakai berikatan. Sifat keelektronegatifan dari kiri ke kanan meningkat sedangkan dari atas ke bawah semakin menurun. Oleh karena itu sifat keelektronegatifan paling besar dimiliki oleh unsur golongan VIIA.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa unsur A memiliki keelektronegatifan tertinggi karena merupakan paling mudah untuk menarik elektron (golongan VIIA).