Campuran larutan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah larutan 2 dan 3.
Larutan penyangga terbentuk dari campuran asam/basa lemah dengan basa/asam konjugasinya. Oleh karena memiliki komponen asam dan basa, maka larutan penyangga mampu mempertahankan pH-nya, jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan.
Sistem atau larutan penyangga/buffer adalah campuran yang terdiri dari
- asam lemah dengan garamnya (sebagai pasangan basa konjugasi);
- basa lemah dengan garamnya (sebagai pasangan asam konjugasi).
Larutan penyangga terbentuk dengan melihat reaksi yang terjadi antara:
- asam lemah berlebih dengan basa kuat, atau
- basa lemah berlebih dengan asam kuat.
Maksud dari berlebih ini adalah jumlah mol pereaksi elektrolit lemah lebih banyak dari jumlah mol pereaksi elektrolit kuat. Karena berlebih maka terdapat sisa pereaksi elektrolit lemah.
Untuk mengetahui jumlah mol pada tiap zat soal di atas kita dapat menggunakan persamaan:
n=M.V
n = mol
M = konsentrasi (molaritas)
V = volume
Dari keempat pilihan asam/basa lemah yang tersisa sehingga membentuk larutan penyangga adalah 40 mL HCl 0,1 M dan 60 mL NH3 0,1 M (mol basa lemah lebih besar) dan 50 mL NaOH 0,1 M dan 50 mL CH3COOH 0,2 M (mol asam lemah lebih besar).