Iklan
Pertanyaan
Kompetisi Pembuatan Slime
Jam istirahat sekolah dimanfaatkan Rani dan Dhia untuk membaca majalah. Mereka membaca majalah di taman sekolah. Saat sedang membaca majalah, mereka tertarik dengan iklan salah satu mainan yang sedang marak, yaitu slime. Selain iklan slime, majalah juga menampilkan iklan pensil. Rani dan Dhia mencermati iklan di majalah dengan saksama. Berikut iklan yang dibaca Rani dan Dhia.
Iklan 1
Iklan 2
Iklan 1 menginformasikan slime dengan merek Mali. Slime Mali memiliki kelebihan yaitu lembut, kenyal, dan tidak berbahaya. Slime Mali tersedia aneka warna. Iklan tersebut juga menginformasikan toko yang membuat slime Mali. Pembaca yang tertarik membeli slime Mali dapat menghubungi nomor yang tercantum dalam iklan. Sementara itu, iklan 2 menginformasikankan pensil Joji. Pensil Joji adalah pilihan tepat untuk ujian. Pensil Joji memiliki kelebihan tidak mudah patah.
“Lihat Dhia, ini iklan slime! Hebat ya, Mali bisa memiliki produk slime. Umur Mali seumuran dengan kita lo, Dhia,” kata Rani.
“Iya, Ran. Kemarin aku juga membaca profil Mali. Awalnya, Mali membuat slime karena dia suka bereksperimen. Teman-teman Mali tertarik dengan slime buatannya. Kemudian, Mali menjual slime buatannya kepada teman-temannya. Lama-kelamaan banyak orang memesan slime kepadanya. Saat ini dia sudah memiliki beberapa karyawan yang membantu proses pengemasan slime. Karena Mali harus sekolah, usaha slime di rumahnya dikoordinasi oleh ibunya,” jelas Dhia.
“Hebat ya, kecil-kecil sudah punya usaha,” kata Rani.
“Iya, siapa tahu slime buatan kita besok memiliki banyak pelanggan,” kata Dhia sambil tertawa.
“Tapi kan slime kita tidak memiliki merek,” jawab Rani.
“Ha...haha...ha...haha....,” tawa Dhia dan Rani hampir bersamaan.
Slime adalah mainan yang berbahan dasar lem. Slime memiliki tekstur kenyal yang biasa dimainkan dengan cara ditekan dan ditarik. Mainan slime berasal dari negeri gajah putih alias Thailand. Rani, Dhia, dan teman di sekolah memang suka memainkan slime. Mereka jarang membeli slime di toko, pameran-pameran, atau secara online. Mereka sering membuat slime bersama-sama. Mereka lebih suka membuat sendiri karena bisa menyalurkan kreativitas masing-masing baik warna, tingkat kelembutan, dan banyak sedikit jumlah slime. Membuat slime bersama-sama juga memupuk rasa kerukunan, persaudaraan, dan persatuan antarteman. Mereka dapat bekerja sama dan menghormati perbedaan keinginan saat
membuat slime.
Rani dan teman-temannya biasa membeli bahan-bahan slime di toko dekat sekolah. Mereka iuran untuk membeli bahan-bahan tersebut. Uang yang terkumpul dibelikan bahan seperti lem dan slime activator atau pengaktif slime. Slime activator biasanya terbuat dari campuran boraks dan air. Semua
bahan tersebut dicampur, lalu diaduk sampai tidak lengket dan lembut. Slime termasuk zat campuran karena terdiri atas beberapa bahan yang dicampur menjadi satu.
Rani dan teman-teman biasa membuat slime pada hari Minggu atau libur sekolah. Mereka memanfaatkan waktu untuk membuat slime. Slime-slime yang mereka hasilkan terkadang pesanan teman-teman di sekolah atau anak-anak di sekitar tempat tinggal mereka. Hasil penjualan slime dikumpulkan dalam sebuah celengan. Kelak, jika celengan sudah penuh, Rani berencana membagi uangnya secara adil.
Hari Minggu Rani dan teman-temannya berkumpul di rumahnya. Mereka memiliki jadwal membuat slime. Mereka akan memenuhi beberapa pesanan slime dari teman-teman di sekolah.
“Teman-teman, aku ada berita loh,” kata Dhia.
“Berita apa, Dhia?” tanya Rani.
“Begini, aku kemarin membaca pengumuman. Pusat perbelanjaan Binar akan menyelenggarakan kompetisi pembuatan slime,” kata Dhia sangat antusias.
“Wow, kata Desi. Benar, Dhi?” tanya Desi kepada Dhia.
“Iya, teman-teman. Aku berkata benar. Bagaimana kalau kita semua ikut kompetisi tersebut,” kata Dhia.
“Aku setuju, Dhia. Kita bisa bersaing dengan peserta lain dalam keahlian membuat slime. Berapa biaya pendaftaran kompetisi itu, Dhia?” tanya Rani.
“Kalau tidak salah Rp20.000,00. Kita harus memberi tahu orang tua masing-masing. Kita minta izin kepada mereka. Jika diizinkan, kita minta tolong kepada ayah atau ibu untuk mendaftarkan di kompetisi tersebut,” kata Dhia.
“Semoga ayahku mau mendaftarkan aku,” kata Desi.
“Semoga diberi izin Desi. Toh, tempatnya dekat dengan sekolah kita.” Kata Dhia.
“Baiklah, besok kita beri tahu teman-teman yang lain,” kata Rani. Hari Minggu, 26 Maret 2017 adalah waktu penyelenggaraan kompetisi slime di pusat perbelanjaan Binar. Tampak Rani, Dhia, dan teman-temannya berada di tempat perlombaan. Jumlah peserta dalam kompetisi itu sekitar seratus anak. Setiap peserta membawa meja kecil. Untuk alat dan bahan pembuatan slime sudah disediakan panitia penyelenggara.
Kompetisi pembuatan slime pun dimulai. Setiap peserta diberi kebebasan berkreasi membuat slime. Untuk menjadi pemenang, peserta harus mampu menciptakan slime yang lembut dan kenyal. Oleh sebab itu, setiap peserta berusaha membuat slime agar menjadi yang terbaik dalam kompetisi ini.
Tak terkecuali Rani, Dhia, Desi, dan teman-temannya. Walaupun mereka berteman dan sering membuat slime bersama, di kompetisi ini mereka bersaing secara sehat. Mereka menampilkan keahlian masing-masing dalam membuat slime. Bagi mereka siapa pun yang menang dalam kompetisi ini adalah yang terbaik. Mereka tidak mempermasalahkan jika salah satu dari mereka menjadi pemenang. Mereka akan tetap berteman. Mereka tetap menjalin kerukunan baik di rumah maupun di sekolah.
Di mana tempat penyelenggaraan kompetisi slime?
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
01
:
21
:
15
:
11
Iklan
K. Khoirunnisa
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Sriwijaya
2
0.0 (0 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia