Iklan
Pertanyaan
Darmi adalah seorang gadis yang amat suka bersolek. Wajahnya memang cantik. Setiap hari dia menghabiskan waktu untuk berdandan dan mematut diri di depan cermin. Ibunya sering menasihati agar Darmi juga meluangkan waktu untuk membantunya. Karena Darmi terus berkukuh, ibunya pun mengalah. Darmi tak pernah mau membantu ibunya.
Sepeninggal suaminya, kehidupan ibu Darmi memang berat. Dia harus bekerja keras untuk menghidupi Darmi. Sayang sekali, Darmi tak menyadari hal itu. Malah wajah ibunya yang tampak tua dan kusam membuat Darmi sering mengoloknya.
Suatu hari Darmi merengek agar ibunya membeli baju baru. Dengan bersungut-sungut, Darmi pun menemani ibunya. Mereka berdua berjalan menuju kota.
"Bu, jangan berjalan di sebelahku. Aku malu!" desis Darmi di telinga ibunya.
Ibu Darmi tak menyangka Darmi akan bersikap seperti itu. Namun, dia mengalah.
Saat tiba di kota, suasana begitu ramai. Banyak pedagang menjual baju dan kain yang indah. Darmi pun mendekat. Dengan girang dia memilih-milih baju untuknya.
"Ibu pasti senang punya anak secantik ini," kata pedagang pada ibu Darmi.
Darmi terkesiap, "Eh, siapa yang kau maksud? Dia bukan ibuku. Dia cuma pembantuku," katanya ketus.
Ibu Darmi ternganga. Pedagang itu pun mengernyit. Karena kesal, Darmi tak jadi membeli baju. Dia bergegas meninggalkan pedagang itu dan berjalan pulang. Dengan tergopoh-gopoh, ibunya mengikuti.
Saat perjalanan pulang, lagi-lagi ada yang menyapa mereka.
"Bu, anak Ibu sungguh cantik. Andai saja aku punya anak laki-laki, pasti akan kunikahkan dengan anak Ibu," kata seorang wanita yang berpapasm dengan mereka.
Lagi-lagi Darmi menjawab ketus, "Aku bukan anakny! DIa cuma pembantu. Ibuku ada di rumah, dia cantik dan bersih seperti au!"
Diam-diam ibu Darmi menangis.
"Ya Tuhan, ampunilah anakku. Dia lupa bahwa aku adalah ibu yang mengandung dan membesarkannya. Sadarkan dia dari kesalahan ini," doanya dalam hati.
"Darmi, aku ini ibumu. Aku yang mengandung dan melahirkanmu," ibunya berkata lirih.
Darmi menggeleng kuat-kuat. "Aku tak pernah memintamu jadi ibuku. Tuhan pasti salah memberikan aku padamu. Aku mau ibu yang cantik!"
Duarrr...tiba-tiba petir menyambar tepat setelah Darmi menyelesaikan ucapannya. Langit tampak gelap gulita. Tubuh Darmi membeku. Darmi tampak ketakutan sambil memandangi kedua kakinya yang tak bisa digerakkan. Kini, seluruh tubuhnya tak dapat digerakkan. Dia berubah mejadi baru. Batu itu megeluarkan air mata penyesalan Darmi. Batu itu dikenal dengan sebutan batu menangis.
Keteladanan tokoh ibu Darmi berdasarkan cerita tersebut adalah....
murah hati
tinggi hati
lurus hati
besar hati
Iklan
M. Robo
Master Teacher
1
5.0 (1 rating)
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia