Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang terdiri dari keanekaragaman budaya. Dengan adanya kenakeragaman tersebut memiliki potensi konflik yang cukup tinggi, sehingga diperlukan upaya dalam menyatukan perbedaan-perbedaan tersebut dalam sebuah satu kesatuan, itulah yang disebut dengan integrasi sosial. Integrasi sosial dapat terjadi apabila terdapat faktor yang mendorongnya, antara lain sebagai berikut :
- Loyalitas dan afiliasi keanggotaan dalam kelompok yang silang menyilang, artinya dalam masyarakat terdapat persilangan budaya yang disebut dengan interseksi. meskipun memiliki perbedaan diantaranya, tetapi ada satu hal yang menyatukan mereka, misalnya : A suku batak, B suku sunda tetapi mereka bersekolah di satu sekolah yang sama, sehingga mereka pun saling berteman dan mampu bekerjasama diatas perbedaan tersebut.
- Tumbuh dan berkembangnya paham multikulturalisme dan relativisme kebudayaan, paham tersebut mengajarkan masyarakat dalam menghargai suatu bentuk keragaman.
Berdasarkan paparan diatas, maka yang dapat menghambat integrasi sosial yaitu :
3. Tumbuh dan berkembangnya paham sekterianisme, merupakan suatu paham yang dapat memunculkan diskriminasi atau kebencian yang muncul akibat perbedaan di antara suatu kelompok.
4. Tumbuh dan berkembangnya paham ethnosentrisme dan primordialisme. Ethnosenterime adalah suatu paham yang menggulkan kebudayaannya sendiri dan menganggap rendah kebudayaan lain. Sedangkan primordialisme adalah paham yang sangat menjungjung tinggi nilai-nilai kebudayaan yang dibawa sejak lahir;
5. Struktur sosial yang mengalami konsolidasi/tumpang tindih parameter keanggotaan, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penguatan identitas yang dalam batas-batas tertentu akan mempertajam prasangka antara ras, suku bangsa, agama yang berbeda.
Jadi, yang menghambat integrasi sosial pada masyarakat multikultural adalah nomor 3, 4 dan 5.