Larutan A dan B adalah larutan garam dapur dan asam klorida yang merupakan elektrolit kuat, larutan C adalah alkohol 30% yang merupakan larutan non elektrolit, dan larutan D adalah larutan amonia yang merupakan elektrolit lemah.
Berdasarkan kemampuan dalam menghantarkan listrik, suatu larutan dibagi atas larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik, dan larutan nonelektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik. Kemampuan larutan elektrolit dalam menghantarkan listrik disebabkan terionisasinya senyawa tersebut menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas.
Pengujian daya hantar listrik larutan biasanya dengan mengamati nyala lampu dan gelembung udara yang dihasilkan di elektrode.
Berikut disajikan tabel hasil percobaan larutan elektrolit:
Berikut klasifikasi larutan berdasarkan daya hantar listriknya:
- Larutan elektrolit kuat
Zat yang terionisasi sempurna dalam larutannya, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh: garam, asam kuat, basa kuat.
- Larutan elektrolit lemah
Zat yang terionisasi sebagian dalam larutannya, namun masih bisa menghantarkan arus listrik meskipun daya hantarnya tidak sebaik elektrolit kuat.
Contoh: asam lemah, basa lemah.
- Larutan nonelektrolit
Zat yang tidak terionisasi dalam larutannya, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh: urea, glukosa, alkohol.
a. Berdasarkan tabel hasil percobaan pada soal dapat disimpulkan bahwa larutan A dan B merupakan elektrolit kuat, larutan C merupakan larutan nonelektrolit, dan larutan D merupakan larutan elektrolit lemah.
b. Garam dapur (NaCl) merupakan kelompok garam, asam klorida merupakan asam kuat, keduanya adalah elektrolit kuat. Amonia merupakan basa lemah, sehingga amonia adalah elektrolit lemah. Alkohol 30% merupakan contoh dari larutan non elektrolit.
Dengan demikian, yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non-elektrolit berturut-turut adalah A, B; D; dan C. Larutan A dan B adalah larutan garam dapur dan asam klorida, larutan C adalah alkohol 30%, dan larutan D adalah larutan amonia.