Iklan
Pertanyaan
Bacalah teks fiksi berikut, lalu jawablah pertanyaan yang menyertainya!
Kapten Wandi
Oleh Sylvana Hamaring Toemon
Tin! Tin! Terdengar bunyi klakson mobil yang dikemudikan oleh Pak Wandi. Pak Wandi adalah pengemudi mobil jemputan yang akan mengantarkan Rudi dan Runi pulang. Selain mereka, masih ada Naura, serta 2 bersaudara Arin dan Cantika.
"Anak-anak, ayo cepat masuk ke mobil! Sebentar lagi hujan,'' panggil Pak Wandi.
Mendengar panggilan Pak Wandi, semua anak bergegas masuk ke dalam mobil. Rudi duduk di depan, di samping Pak Wandi. Saat itu langit terlihat sangat gelap, warnanya abu-abu kehitaman. Tak lama kemudian, rintik hujan pun turun.
Hujan itu makin lama makin lebat. Pak Wandi berusaha melihat ke depan dengan mencondongkan badannya. Sesekali ia menghapus embun di kaca depan. Gerakan wiper sudah kencang, namun tetap saja pemandangan di depan tak dapat terlihat dengan jelas.
Gelegar! Terdengar suara petir menggelegar. Semua terkejut mendengarnya.
"Huaaaa ... !" terdengar tangisan Cantika yang ketakutan. Di sampingnya ada Arin yang berusaha menenangkan adiknya yang masih kelas 1 SD itu. Sementara Runi dan Naura duduk berdekatan. Mereka juga ketakutan.
"Anak-anak, tenang, ya!" pinta Pak Wandi.
Mobil yang dikemudikan Pak Wandi berjalan perlahan menembus hujan. Mobil itu berjalan makin pelan, sampai akhirnya berhenti. Mobil itu mogok. Sedangkan di luar sedang hujan lebat. Dari kaca jendela, mereka dapat melihat genangan air yang semakin tinggi.
Brrrt! Brrrt! Terdengar bunyi mesin yang coba dinya lakan. Pak Wandi berkali-kali menyalakan mesin mobilnya. Namun, tetap tak kunjung menyala.
"Pak Wandi, bagaimana ini?" tanya Runi cemas.
"Tenang saja! Pak Wandi menelepon dulu untuk minta bantuan, ya," ujar Pak Wandi menenangkan.
Pak Wandi menjulurkan tangan untuk mengambil telepon genggamnya di samping kiri. Rudi berusaha membantu mengambilkannya. Namun, tanpa sengaja, telepon genggam itu terjatuh.
"Ups! Maaf, Pak Wandi," ucap Rudi.
"Tidak apa-apa. Tinggal diambil, kok," sahut Pak Wandi sambil merogoh kolong tempat duduk.
Rudi pun menunduk ingin membantu Pak Wandi. Sesaat kemudian Rudi tersentak. Tangannya merasakan ada air. Genangan air ternyata mulai masuk ke dalam mobil. Telepon genggam Pak Wandi pun terendam. Rudi cepat cepat meraihnya dan menyerahkannya pada Pak Wandi. Telepon genggam itu dalam keadaan mati. Pak Wandi berusaha menyalakannya, namun gagal.
"Maaf, Pak Wandi," sesal Rudi.
"Rudi, sebaiknya kamu berhati-hati. Kita semua kan tidak ada yang membawa telepon genggam kalau sekolah. Kalau sudah begini, bagaimana bisa meminta bantuan?" tegur Runi.
"Tidak apa-apa. Pasti akan ada yang membantu kita. Kalian tenang saja, ya! Bagaimana kalau kalian mendengarkan Bapak mendongeng?" ujar Pak Wandi.
"Asyik ... !" sambut Cantika yang sudah tidak menangis lagi.
Pak Wandi menceritakan banyak hal. Semua dongeng yang dia tahu sudah diceritakannya. Namun, bantuan, belum juga datang. Pak Wandi kemudian menceritakan petualangan penjelajah lautan. Pak wandi mengajak anak-anak untuk bermain penjelajah lautan. Mobilyang mogok sebagai kapalnya . Genangan air di luar sebagai lautnya. Pak Wandi sebagai kapten kapalnya.
Tok tok tok! Terdengar ketukan di bagian belakang saat mereka sedang asyik bermain. Anak-anak berteriak serentak karena terkej ut. Sementara Pak Wandi membuka jendelanya lebar-lebar.
"Pak Wa ndi, ini kami!" terdengar seruan dari sebelah belakang.
"Syukurlah kalian sudah datang menjemput. Ayo, segera pindahkan teman teman kecil kita ini," ucap Pak Wandi.
Satu per satu anak-anak itu dipindahkan ke perahu karet. Genangan air ternyata cukup tinggi. Kendaraan bermotor tidak bisa lewat di tempat itu. Harus menggunakan perahu karet untuk menjemput mereka.
"Pak Wandi bagaimana?" tanya Rudi.
Anak-anak lain ikut gaduh menanyakan Pak Wandi. Kelima anak itu telah memenuhi perahu karet. Naura dan Runi menggeser duduknya supaya ada cukup tempat untuk Pak Wandi.
"Kapten adalah yang paling akhir meninggalkan kapal. Yang penting, kalian harus selamat dulu," sahut Pak Wandi sambil melambaikan tangan.
Tak lama kemudian, datanglah perahu karet yang lain. Perahu itu menjemput Pak Wandi. Kelima anak itu sangat lega melihatnya. Mereka melambaikan tangan ke arah Pak Wandi dengan gembira. Sampai berjumpa kembali, Kapten Wandi.
(Sumber: Arsip Bobo, http://bobo.grid. id/cerita/cerpen/kapten-Wandi, dengan penyesuaian)
Dari mana penulis memulai ceritanya?
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
01
:
18
:
52
:
19
Iklan
N. Novitasari
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Pakuan
2
5.0 (1 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia