Gaya dipol-dipol induksian terjadi pada molekul polar dengan nonpolar.
Pada molekul karbon dioksida
berdasarkan nilai keelektronegatifannya atom C memiliki nilai keelektronegatifan sebesar 2,55 sedangkan atom O sebesar 3,44. Dilihat dari nilai keelektronegatifan, maka O akan bermuatan parsial negatif, sedangkan C memiliki muatan parsial positif. Persebaran elektronnya akan lebih dominan ke arah atom O. Pola seperti ini akan menyebabkan resultan gaya bernilai 0 dan membuat
bersifat nonpolar.
Pada molekul karbon monoksida (CO), berdasarkan nilai keelektronegatifannya atom C memiliki nilai keelektronegatifan sebesar 2,55 sedangkan atom O sebesar 3,44. Dilihat dari nilai keelektronegatifan, maka O akan bermuatan parsial negatif, sedangkan C memiliki muatan parsial positif. Persebaran elektronnya akan lebih dominan ke arah atom O. Pola seperti ini akan menyebabkan resultan gaya bernilai lebih besar dari 0 dan membuat CO bersifat polar.
Pada saat awan elektron
belum mengalami polarisasi, sedangkan awan elektron CO sudah memiliki dipol permanen. Maka muatan yang saling berdekatan ini akan menginduksi awan elektron
untuk mengalami polarisasi. Molekul
akan memiliki dipol induksian atau dipol imbasan. Setelah terjadi proses induksian, maka antara kedua molekul tersebut akan bekerja gaya elektrostatik yang disebut gaya dipol permanen - dipol induksian atau gaya dipol-dipol induksian.