Cermati kutipan novel berikut ini! “Sudah berapa lama ia minta ke luar, Emang?” tanya Tuti menyela kata Parta. “Saya kenal akan pekerti Saleh, ia seorang yang gembira, seorang yang tajam pikirannya, dan hidup hatinya. Percaya saya bahwa ia tidak senang akan pekerjaan tenang dalam kantor, mengisi daftar ini, menyalin surat anu, mengantuk- ngantuk menanti pukul dua.” “Apa katamu?” ujar Parta dengan suara agak keras sedikit mendengar ucapan keponakannya yang menyangkal katanya itu. “mengantuk-ngantuk menanti pukul dua? Apa yang dikantuk-kantukkan? Adakah pekerjaan yang lebih baik dari bekerja di kantor? Habis bulan terang kita mendapat sekian. Nilai budaya dalam kutipan novel tersebut adalah ….

Bacalah kutipan novel berikut ini! Dan paling tidak direlakan masyarakat kampung adalah perkawinan ayahku, agaknya. Pada titik terakhir, mereka menginginkan agar ayahku kawin lagi dengan seorang pe...

Cermati kutipan novel berikut! “Zainudin,” ujarnya, “telah banyak nian pembicaraan orang yang kurang enak kudengar terhadap dirimu dan diri kemenakanku. Kata orang tua-tua telah melakukan perbuatan...

Perhatikan kutipan novel di bawah ini! “Apakah gunanya ia sebagai perempuan siang-malam membuang tenaga dan waktu untuk perkumpulan, rapat di sini, rapat di sana, berpidato di sini, berpidato di sa...

Cermati kutipan novel berikut! “Zainudin,” ujarnya, “telah banyak nian pembicaraan orang yang kurang enak kudengar terhadap dirimu dan diri kemenakanku. Kata orang tua-tua telah melakukan perbuatan...

Perhatikan kutipan novel di bawah ini! “Apakah gunanya ia sebagai perempuan siang-malam membuang tenaga dan waktu untuk perkumpulan, rapat di sini, rapat di sana, berpidato di sini, berpidato di sa...