Maluku memiliki beberapa kerajaan bercorak Islam yang diantaranya yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Diantara kesultanan yang ada, Ternate merupakan kesultanan yang paling maju di Maluku sebab kaya akan rempah-rempah sehingga menarik banyak pedagang. Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan persaingan berupa dualisme persekutuan di Maluku yang terdiri dari Uli Lima dan Uli Siwa.
Sultan Baabullah adalah sultan ke-7 serta penguasa ke-24 dari Kesultanan Ternate yang memerintah sejak tahun 1570-1583. Ayahnya adalah Sultan Khairun yang terbunuh ketika memenuhi undangan dari Portugis. Hal ini membuat Sultan Baabullah dinobatkan menjadi Sultan Ternate berikutnya dan bertekad untuk membalaskan kematian ayahnya terhadap Portugis dengan mengusir mereka dari Maluku.
Di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah, banyak benteng-benteng Portugis seperti Tolucco, Santa Lucia, dan Santo Pedro jatuh dalam waktu yang singkat. Akhirnya, Sultan Baabullah menunjukkan sifat kemanusiaannya setelah mendengar berbagai penderitaan orang-orang Portugis dengan memberikan ultimatum, yaitu agar Portugis meninggalkan Ternate dan berjanji tidak akan melukai mereka, bahkan akan mengisi kapal-kapal mereka dengan suplai. Akhirnya pada tanggal 26 Desember 1575, Portugis berhasil diusir dari Maluku atas keberanian Sultan Baabullah. Sultan Baabullah wafat pada bulan Juli 1583 dan digantikan oleh putranya, Said Barakati atau Sultan Said.
Dengan demikian, Sultan Baabullah merupakan Sultan Ternate yang berhasil mengusir Portugis di wilayah Maluku & membawa Ternate mencapai puncak kejayaan.