Nama dr. Sutomo sudah tidak asing di era pergerakan nasional. Tekad untuk memperjuangkan negeri yang berapi-api diimbangi dengan gerak nyatanya mampu menyalakan semangat masyarakat Indonesia. Dr. Sutomo adalah tokoh penting Pergerakan Nasional yang mencetuskan berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908.
Pahlawan yang berkontribusi untuk Kebangkitan Nasional salah satunya adalah Sukarno. Menyandang predikat sebagai Bapak Bangsa, beliau memberikan kontribusi penting untuk kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Sukarno memiliki predikat orator yang andal, sehingga membuat semangat persatuan, kesatuan, serta rasa nasionalisme bangkit.
Dr. Cipto Mangkunkusumo adalah tokoh penting Kebangkitan Nasional. Beliau seringkali mengutarakan pendapat, pandangan, hingga kritik terkait pemerintahan Belanda yang ada di Indonesia. Dr. Cipto Mangunkusumo pernah menempuh studi di STOVIA, kemudian menjadi pelopor organisasi politik Indische Partij.
Nama Ki Hajar Dewantara mungkin sudah sering terdengar. Sebenarnya, nama asli beliau adalah Suwardi Suryaningrat. Kiprahnya di dunia pendidikan sudah tidak diragukan. Bahkan, Ki Hajar Dewantara juga berkontribusi penting dalam mendirikan lembaga Taman Siswa. Beliau berharap masyarakat Indonesia bisa mendapatkan kesempatan belajar layak. Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai seorang politisi, terlebih lagi setelah ikut serta mendirikan Indische Partij.
Pemilik nama asli E.F.E Douwes Dekker adalah Danudirja Setiabudi. Bersama Dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker juga mendirikan Indische Partij. Bahkan, mereka bertiga menyandang predikat sebagai “Tiga Serangkai”. Kontribusi Douwes Dekker tidak hanya dalam bidang politik dan sebagai aktivis saja. Beliau lah yang mencetuskan nama “Nusantara” untuk Indonesia.
Jadi lima tokoh yang merintis kebangkitan nasional dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah dr. Sutomo, Sukarno, dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dan Douwes Dekker.