Mengacu pada aturan IUPAC, penulisan nama alkana bercabang mengikuti aturan sebagai berikut.
- Urutan penulisan nama: nomor cabang- nama cabang - nama rantai induk.
- Nama cabang ditulis serangkai dengan nama rantai induk.
- Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang terdekat dengan cabang.
- Nomor cabang dan nama cabang dirangkai dengan tanda hubung ().
Untuk dapat menjawab soal di atas, maka terlebih dahulu perlu dibuat struktur senyawa yang lebih detail sebagai berikut.
c.
Struktur dari senyawa ini jika dijabarkan lebih detail maka akan menjadi seperti berikut.
Senyawa di atas memiliki rantai utama (induk) yang terdiri dari 6 atom C yang diberi nama heksana. Penomoran rantai karbonnya dimulai dari ujung kanan karena letak cabang (alkil) harus terdekat dari ujung rantai awal atau cabang harus menempati nomor yang serendah mungkin. Pada atom C nomor 2 terikat cabang berupa metil (), selain itu pada atom C nomor 3 terikat 2 buah cabang yang masing-masing merupakan gugus etil (). Senyawa di atas diberi nama 3,3-dietil-2-metilheksana.
d. Struktur senyawa (d) jika dijabarkan lebih detail maka akan menjadi seperti berikut.
Senyawa di atas memiliki rantai utama (induk) yang terdiri dari 6 atom C yang diberi nama heksana. Penomoran rantai karbonnya dimulai dari ujung atas agar didapatkan 4 buah cabang (alkil) pada rantai utamanya. Pada atom C nomor 2, 4, dan 5 terikat masing-masing 1 buah cabang berupa metil (), serta pada atom C nomor 3 terikat sebuah cabang berupa etil (). Senyawa di atas diberi nama 3-etil-2,4,5-trimetilheksana.
Dengan demikian, maka nama sistematik untuk senyawa (c) adalah 3,3-dietil-2-metilheksana dan nama sistematik untuk senyawa (c) adalah 3-etil-2,4,5-trimetilheksana
Jadi, nama yang tepat untuk struktur (c) dan (d) berturut-turut adalah 3,3-dietil-2-metilheksana dan 3-etil-2,4,5-trimetilheksana.