Menurut Soerjono Soekanto, sebab-sebab terjadinya konflik, antara lain sebagai berikut (Novi Susan, 2010).
1. Perbedaan antara orang perorangan, misalnya karena perbedaan pendirian dan perasaan sehingga dapat menyebabkan bentrokan antara orang perorangan.
2. Perbedaan kebudayaan karena kepribadian seseorang sedikit banyak dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakatnya sehingga sadar atau tidak sadar, sedikit atau banyak memengaruhi pola pikir dan pola pendiriannya yang kemudian dapat menyebabkan pertentangan antarkelompok manusia.
3. Bentrokan kepentingan, baik kepentingan antara orang per orang, antara kelompok dan kelompok, maupun antara orang dan kelompok, misalnya perbedaan kepentingan buruh dan majikan dapat menimbulkan konflik di antara mereka.
4. Perubahan sosial yang cepat untuk sementara waktu mengubah nilainilai dalam masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan konflik antara golongan-golongan yang berbeda pendapat mengenai pembentukan kembali sistem nilai yang akan dipakai selanjutnya.
Selain keempat penyebab tersebut, konflik sosial juga dapat disebabkan karena adanya kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial merupakan kondisi sosial yang terjadi akibat adanya ketidaksamaan peluang atau kesempatan dalam masyarakat. Kondisi tersebut seringkali memicu kecemburuan sosial sehingga berujung pada konflik sosial. Oleh karena itu, opsi pilihan C kurang tepat karena tidak ada konteks yang jelas dari perbedaan yang tajam. Sebab, tidak selalu perbedaan yang tajam dapat menyebabkan konflik secara langsung. Misalnya, perbedaan warna kulit, agama, ataupun kekayaan tidak selalu menghasilkan konflik ketika tidak ada diskriminasi ataupun kesenjangan sosial dalam masyarakat.