Iklan
Pertanyaan
Kepahlawanan Fadlullah Khan untuk Kemenangan Jakarta
Fadlullah Khan adalah anak seorang ulama Pasai. Saat Kesultanan Pasai dihancurkan Portugis, ia sedang belajar agama di Mekkah. Ketika pulang ke negaranya, ia kaget bukan kepalang karena negaranya sudah dikuasai Portugis. la tidak mau mengabdi kepada Portugis. Oleh karena itu, ia menghadap Sultan Demak untuk mengabdi. Sultan Demak menerima dengan senang hati.
Sultan Demak sangat tertarik atas kecakapan dan jiwa kepemimpinannya. Sultan Demak kemudian berpikir untuk menjadikan Fadlullah Khan sebagai bagian dari keluarganya. Berdasarkan pertimbangan ini, Sultan Demak kemudian menikahkan Fadlullah Khan dengan putrinya. Sultan Demak kemudian memberi tugas kepada Fadlullah Khan untuk mempertahankan Demak dari serangan Portugis.
Portugis akan menyerang Demak dengan bersekutu dengan Raja Pajajaran. Portugis akan mendaratkan pasukan di Pelabuhan Sunda Kepala (sekarang Jakarta). Fadlullah Khan yang dikenal dengan nama Fatahillah, lalu menyusun strategi dan siasat. la menyiapkan pasukan terlatih dan kapal perang yang kuat. Para bupati sepanjang pesisir utara Jawa diminta membantu. Tokoh-tokoh masyarakat di sekitar Sunda Kelapa juga diminta membantu menyediakan perbekalan pasukan. la meminta doa restu semua ulama dan para wali agar misinya berhasil.
Pasukan disiagakan di tepi kanan-kiri muara Sungai Ciliwung dengan sangat rahasia. Semua orang di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa yang melihat kesibukan pasukan Fadlullah Khan diminta tidak memberi tahu kepada orang lain di luar Sunda Kelapa. Fadlullah Khan memberi perintah kepada pasukan meriam dan pasukan pemanah jitu siaga satu di sepanjang tepi muara sungai. Perintah berikutnya adalah jangan menembak sebelum armada Portugis memasuki muara, tembaklah dengan gencar begitu armada Portugis masuk muara.
Pasukan pengamat memberi tahu kepada Jenderal Fadlullah Khan bahwa armada Portugis datang. Armada dipandu oleh satu kapal Pajajaran. Sepuluh kapal di belakangnya adalah tentara Portugis dengan meriam-meriam yang siap memuntahkan peluru-peluru.
Jenderal Fadlullah Khan atau Fatahillah memberi petunjuk kepada pasukannya. Semua tentara diminta berdoa meminta kemenangan kepada Allah; bertindak sesuai perintah komandan; tidak boleh tergoda dengan harta rampasan perang. Semua anggota pasukan mendengarkan petunjuknya dengan sepenuh hati. Mereka berjanji untuk mematuhi dan melaksanakan perintah komandan perang apa adanya.
Armada Portugis yang ditunggu datang. Komandan pasukan Portugis tidak sadar bahwa armadanya telah dihadang oleh pasukan Fadlullah Khan. Komandan kapal Pajajaran yang menjadi pemandu armada Portugis juga tidak tahu. Oleh karena itu, armada Portugis dengan tenang memasuki muara Sungai Ciliwung untuk melakukan pendaratan di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Begitu armada Portugis memasuki muara, Jenderal Fadlullah Khan memberi perintah, "Serang! Serbu!" Serentak pasukan meriam menembakkan meriam ke arah kapal-kapal Portugis. Pasukan panah meluncurkan anak panah ke pasukan yang siaga di kapal. Kapal-kapal serbu mengepung kapal Portugis dan menaikkan pasukan di atas geladak untuk perang tanding satu lawan satu dengan pedang.
Serangan mendadak tersebut membuat pasukan Portugis mundur. Kapal Pajajaran dapat ditenggelamkan. Tujuh kapal Portugis juga berhasil ditenggelamkan. Komandan Portugis memberi perintah kepada sisa-sisa tentaranya untuk segera naik kapal yang tidak tenggelam dan kembali ke Malaka. Akhirnya, Jenderal Fatahillah mengumumkan kemenangannya. la mendoakan para pahlawan yang berjuang demi tanah air dan mencari keikhlasan Allah. Sejak saat itu, nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta yang berarti Kota Kemenangan.
Jakarta sempat dikuasai Belanda. Namanya diubah menjadi Batavia. Akan tetapi, sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, nama Batavia diganti menjadi Jakarta, yaitu nama yang diberikan oleh Jenderal Fadlullah Khan atau Fatahillah.
Kini, bangsa Indonesia telah menjadi bangsa yang merdeka. Bangsa Indonesia tidak mau dijajah lagi oleh bangsa manapun. Jiwa dan semangat Pati Unus, Fatahillah, dan pahlawan-pahlawan lain yang rela berkorban demi mempertahankan kemerdekaan terpatri dalam dada setiap anak bangsa. Bangsa Indonesia siap bertaruh nyawa demi kemerdekaan bangsa dan negara.
Sebagai bangsa merdeka kita harus bergaul dengan semua bangsa atas dasar persahabatan dan perdamaian abadi. Kita menjadi anggota ASEAN dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bersama dengan bangsa lain kita mengupayakan terciptanya kesejahteraan seluruh bangsa dan perdamaian abadi di muka bumi ini.
(Sumber: Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara, dengan penyesuaian.)
Berdasarkan teks tersebut buatlah pertanyaan dengan kata tanya "kapan"!
....
....
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
02
:
13
:
07
:
16
Iklan
F. Fadilaturrohmah
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Muhammadiyah Malang
1
0.0 (0 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia