Iklan

Iklan

Pertanyaan

Berdasarkan sifatnya yang berbeda, tuliskan kegunaan masing-masing tanah!

Berdasarkan sifatnya yang berbeda, tuliskan kegunaan masing-masing tanah!

Iklan

A. Acfreelance

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Tanah Aluvial: Tanah yang terbentuk karena adanya pengendapan lumpur sungai yang terletak di dataran rendah ini terkenal sebagai jenis tanah yang sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Tanah Vulkanis: tanah vulkanis adalah jenis tanah yang terbentuk dari letusan gunung berapi, sehingga membuat tanah tersebut memiliki zat hara yang banyak dan sangat subur. Tanah vulkanik sendiri terdiri atas dua jenis, yakni tanah vulkanik regosol dan vulkanik latosol. Bila vulkanik regosol berwarna abu-abu hingga kuning, vulkanik latosol berwarna merah sampai dengan kuning. Kandungan keduanya juga berbeda, jika vulkanik latosol memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, maka vulkanik regosol sebaliknya, karena mengandung bahan organik yang sangat sedikit. Tanah Humus: Serupa dengan tanah aluvial dan tanah vulkanis, jenis tanah humus juga pas untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, karena memiliki pupuk alami yang berasal dari pelapukan daun dan batang-batang pohon. Tanah Pasir: Berbeda dengan jenis-jenis tanah sebelumnya, tanah pasir kurang cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Pasalnya, tidak dijumpai kandungan nutrisi di dalam tanah tersebut. Selain itu, tanah pasir juga bukan media yang baik untuk menyimpan air, sebab tanah pasir sendiri berasal dari batuan beku dan batuan sedimen yang terdiri atas butiran kasar seperti kerikil. Tanah Laterit: tanah ini sangat cocok untuk ditumbuhi tumbuhan seperti kopi, cokelat, kelapa sawit, singkong, dan juga jagung. Tanah Podzolit: Meski demikian, jenis tanah ini tidak termasuk tanah yang cukup subur, memiliki unsur hara sedikit, serta tidak cocok untuk ditanami tumbuhan semusim karena rendahnya kandungan K, Ca, dan Mg di dalamnya. Terlebih, tanah ini juga sangat buruk dalam menyimpan air, sehingga sangat rentan terhadap kekeringan. Tanah Entisol: Mirip dengan tanah vulkanik, tanah yang satu ini juga berasal dari pelapukan material letusan gunung berapi. Material tersebut meliputi debu, pasir, lahar, dan lapili. Dengan begitu, tak heran jika tanah ini juga termasuk jenis tanah yang cukup subur. Kendati begitu, tanah ini juga banyak dimanfaatkan sebagai lahan perikanan. Tanah Andosol: Selaras dengan tanah entisol, jenis tanah andosol juga kerap ditemukan di wilayah-wilayah dekat gunung berapi. Itu sebabnya, tanah yang satu ini mengandung mineral dan bahan organik yang relatif tinggi. Karakteristiknya sendiri bertekstur gembur, licin, memiliki daya absorbsi sedang, tingkat kelembapan yang tinggi, serta biasanya berwarna cokelat hingga hitam. Tanah Organosol: Tanah organosol merupakan tanah yang terbentuk dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Biasanya, jenis tanah ini banyak ditemukan di daerah rawa atau tempat-tempat yang sering tergenang air. Lahan humus dan gambut merupakan jenis tanah organosol, keduanya dibedakan berdasarkan karakteristiknya masing-masing. Tanah humus, seperti yang telah dijelaskan, memiliki senyawa organik yang lebih banyak dibandingkan tanah gambut, sehingga jelas lebih subur dan lebih baik untuk lahan pertanian. Sedang, tanah gambut sendiri memiliki unsur hara yang cukup rendah, serta bersifat sangat asam. Tanah Mediteran: Jenis tanah ini terbentuk oleh proses pelapukan batuan kapur, sehingga memiliki tingkat kesuburan yang cukup buruk.

  1. Tanah Aluvial: Tanah yang terbentuk karena adanya pengendapan lumpur sungai yang terletak di dataran rendah ini terkenal sebagai jenis tanah yang sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian.
  2. Tanah Vulkanis: tanah vulkanis adalah jenis tanah yang terbentuk dari letusan gunung berapi, sehingga membuat tanah tersebut memiliki zat hara yang banyak dan sangat subur. Tanah vulkanik sendiri terdiri atas dua jenis, yakni tanah vulkanik regosol dan vulkanik latosol. Bila vulkanik regosol berwarna abu-abu hingga kuning, vulkanik latosol berwarna merah sampai dengan kuning. Kandungan keduanya juga berbeda, jika vulkanik latosol memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, maka vulkanik regosol sebaliknya, karena mengandung bahan organik yang sangat sedikit.
  3. Tanah Humus: Serupa dengan tanah aluvial dan tanah vulkanis, jenis tanah humus juga pas untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, karena memiliki pupuk alami yang berasal dari pelapukan daun dan batang-batang pohon.
  4. Tanah Pasir: Berbeda dengan jenis-jenis tanah sebelumnya, tanah pasir kurang cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Pasalnya, tidak dijumpai kandungan nutrisi di dalam tanah tersebut. Selain itu, tanah pasir juga bukan media yang baik untuk menyimpan air, sebab tanah pasir sendiri berasal dari batuan beku dan batuan sedimen yang terdiri atas butiran kasar seperti kerikil.
  5. Tanah Laterit: tanah ini sangat cocok untuk ditumbuhi tumbuhan seperti kopi, cokelat, kelapa sawit, singkong, dan juga jagung.
  6. Tanah Podzolit: Meski demikian, jenis tanah ini tidak termasuk tanah yang cukup subur, memiliki unsur hara sedikit, serta tidak cocok untuk ditanami tumbuhan semusim karena rendahnya kandungan K, Ca, dan Mg di dalamnya. Terlebih, tanah ini juga sangat buruk dalam menyimpan air, sehingga sangat rentan terhadap kekeringan.
  7. Tanah Entisol: Mirip dengan tanah vulkanik, tanah yang satu ini juga berasal dari pelapukan material letusan gunung berapi. Material tersebut meliputi debu, pasir, lahar, dan lapili. Dengan begitu, tak heran jika tanah ini juga termasuk jenis tanah yang cukup subur. Kendati begitu, tanah ini juga banyak dimanfaatkan sebagai lahan perikanan.
  8. Tanah Andosol: Selaras dengan tanah entisol, jenis tanah andosol juga kerap ditemukan di wilayah-wilayah dekat gunung berapi. Itu sebabnya, tanah yang satu ini mengandung mineral dan bahan organik yang relatif tinggi. Karakteristiknya sendiri bertekstur gembur, licin, memiliki daya absorbsi sedang, tingkat kelembapan yang tinggi, serta biasanya berwarna cokelat hingga hitam.
  9. Tanah Organosol: Tanah organosol merupakan tanah yang terbentuk dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Biasanya, jenis tanah ini banyak ditemukan di daerah rawa atau tempat-tempat yang sering tergenang air. Lahan humus dan gambut merupakan jenis tanah organosol, keduanya dibedakan berdasarkan karakteristiknya masing-masing. Tanah humus, seperti yang telah dijelaskan, memiliki senyawa organik yang lebih banyak dibandingkan tanah gambut, sehingga jelas lebih subur dan lebih baik untuk lahan pertanian. Sedang, tanah gambut sendiri memiliki unsur hara yang cukup rendah, serta bersifat sangat asam.
  10. Tanah Mediteran: Jenis tanah ini terbentuk oleh proses pelapukan batuan kapur, sehingga memiliki tingkat kesuburan yang cukup buruk.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

8

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Sebutkan 5 upaya untuk menjaga kesuburan tanah!

46

3.8

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia