Teks cerita inspirasi merupakan teks yang berisi kisah nyata dan pengalaman hidup seseorang, yang dapat dijadikan inspirasi untuk menambah semangat dalam mencapai tujuan pembacanya. Tokoh utama dalam teks cerita inspiratif menjadi panutan untuk pembacanya. Tokoh dalam teks cerita inspiratif dapat berasal dari kehidupan nyata atau fiksi. Sama halnya dengan cerpen dan novel, dalam teks cerita inspirasi kata bermakna konotatif. Kata bermakna konotatif ialah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Artinya kata tersebut memiliki makna lain di luar konteks makna leksikal. Kata konotatif dalam teks di atas terdapat pada kalimat "Namanya seorang ayah, tentu saja akan sangat terluka ketika buah hati yang begitu disayangi tiba-tiba pergi..." tepatnya pada kata buah hati, kata "buah hati" bukan berarti buah yang memiliki hati ataupun buah bernama hati, melainkan memiliki arti seseorang yang tercinta, bisa bermakna anak, kekasih, suami, atau istri. Namun, sebelum kata "buah hati" terdapat kata "ayah" yang kehilangan anaknya. Maka kata buah hati dalam kalimat tersebut mengacu pada makna anak tercinta.
Teks cerita inspirasi memiliki unsur intrinsik yang sama dengan novel dan cerpen. Salah satu unsur intrinsiknya ialah tema.Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita. Tema yang disajikan dalam teks cerita inspirasi bersifat implisit karena cerita inpirasi merupakan cerita yang singkat. Tema teks cerita inspirasi di atas ialah kehilangan buah hati. Kalimat pertama berisi pengantar bahwa terdapat seorang ayah yang kehilangan anaknya. Kalimat kedua, ayah tersebut kehilangan anaknya karena anaknya telah meninggal. Kalimat ketiga lelaki bernam Brian tidak mampu melewati situasi kehilangan buah hati seperti ini.
Konjungsi antar kalimat yaitu kata yang maneghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain. Sehingga konjungsi ini selalu dimulai dengan kalimat baru. Konjungsi antarkalimat biasanya terletak di kata pertama dalam sebuah kalimat. Konjungsi antarkalimat yang mempertentangkan keadaan yang telah dinyatakan sebelumnya. Konjungsi tipe ini menggunakan kata hubung “(akan) tetapi”, “namun”. Pada teks di atas, konjungsi antarkalimat terletak pada kalimat "Namun hal ini tidak berlaku dengan seorang lelaki bernama Brian."
Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada situasi sebelumnya maupun sesudahnya dalam suatu kalimat. Kata rujukan ini berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian teks atau sebagai kohesi. Kata rujukan pada teks di atas terdapat di tiap kalimat. Pada kalimat pertama dan kedua terdapat kata rujukan -nya yang merujuk pada tokoh ayah "Dikisahkan bahwa ada seorang ayah yang sempat kehilangan anak laki-lakinya". Pada kalimat tiga terdapat kata ini yang merujuk pada situasi dtinggal meninggal oleh seorang anak "Mungkin memang banyak yang berhasil melewati situasi ini". Pada kalimat empat "Namun hal ini tidak berlaku dengan seorang lelaki bernama Brian." terdapat kata ini yang merujuk pada orang yang berhasil melewati situasi yang disebutkan di kalimat tiga.
Jadi, kata yang bercetak tebal bermakna anak tercinta, tema cerita di atas ialah kehilangan buah hati, cerita di atas memiliki konjungsi antarkalimat "namun", dan kata rujukan dalam cerita ialah "-nya" dan "ini".