Iklan

Pertanyaan

Belanda harus menjalani Perang Padri dalam tiga fase. Pada fase pertama Belanda berusaha menahan serangan kaum Padri dengan cara ....

Belanda harus menjalani Perang Padri dalam tiga fase. Pada fase pertama Belanda berusaha menahan serangan kaum Padri dengan cara ....

  1. mengadakan kesepakatan dengan kaum Padri untuk melakukan gencatan senjata

  2. mendirikan benteng di wilayah yang sudah dikuasai oleh pasukan Belanda

  3. melengkapi benteng pertahanan dengan persenjataan lengkap

  4. mendirikan benteng di daerah-daerah yang dianggap strategis

  5. mendirikan benteng pertahanan yang kuat dan kukuh

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

21

:

48

:

12

Klaim

Iklan

C. Sianturi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas adalah B Untuk lebih detailnya yuk pahami penjelasan berikut: Perlawanan daerah terhadap Belanda dilakukan pula oleh rakyat yang tinggal di Sumatra Barat sejakkurun waktu 1803 - 1838. Perang ini dikenal sebagai perang Padri. Perang Padri dibagidalam tiga fase, fase pertama terjadi pada 1803 - 1821, fase kedua terjadi pada tahun 1825-1830 dan fase ketiga terjadi pada tahun 1830-1837. Perang Padri pertama berlatar belakang pertikaianyang terjadi antara dua kelompok yang saling bertolak belakang yaitukaum Padri dengankaum Adat Minangkabau.Kaum Padri dipelopori oleh tiga orang Tuanku (gelar ulama Islam tertinggi di Sumatra Barat) berpemahaman wahabi yang baru berpulangdari ibadah Haji, mereka adalah Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang. Ketiganya berniat memperbaiki syariat Islam di tengah masyarakat Minangkabau yang saat itu belum sempurna. Mereka lalu mengajak ulama lain untuk turut serta dan membentuk Harimau Nan Salapan. Berikutnya, Harimau Nan Salapan meminta agarSultan Arifin Muningsyah yang saat itu merupakan Sultan Pagaruyung meninggalkan kebiasaan Adat masyarakat yang tidak diajarkan dalam syariat Islam yang kemudian ditolak. Kaum Padri secaraterpaksa menggunakan jalankekerasan agar dapat mengubah kebiasaan masyarakat Minangkabau. Pada tahun 1803 Tuanku Pasaman dari kaum Padri melakukan penyerangan pada kerajaan Pagaruyung membuat Sultan Arifin Muningsyah melarikan diri dari istana. Hingga tahun 1815 kaum Adat kian tersudut atas desakan Kaum Padri,mereka kemudianmeminta bantuan pada pemerintah kolonial Belanda. Gubernur Jendral Hindia Belanda van der Capelen menerima permintaan itudengan maksud terselubung agar rakyat Minangkabau terpecah belah. Menjelang bulan Maret 1822, van der Capelen mengirimkan tentara menyerbu kerajaan Pagaruyung dengan tujuan mengusir kaum Padri. Sebagaiupaya strategi pertahananvan der Capelen kemudian mendirikan benteng pertahanan di wilayah Batu Sangkar yang telah dikuasainya, benteng ini dinamai Fort Van Der Capelen. Berhasil kembali dikuasainya istana Pagaruyung oleh Kaum Adat yang dibantu oleh kolonial Belanda, mengakhiri masa perseteruan perang padri fasepertama.

Jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas adalah B

Untuk lebih detailnya yuk pahami penjelasan berikut:

Perlawanan daerah terhadap Belanda dilakukan pula oleh rakyat yang tinggal di Sumatra Barat sejak kurun waktu 1803 - 1838. Perang ini dikenal sebagai perang Padri. Perang Padri dibagi dalam tiga fase, fase pertama terjadi pada 1803 - 1821, fase kedua terjadi pada tahun 1825-1830 dan fase ketiga terjadi pada tahun 1830-1837. Perang Padri pertama berlatar belakang pertikaian yang terjadi antara dua kelompok yang saling bertolak belakang yaitu kaum Padri dengan kaum Adat Minangkabau. Kaum Padri dipelopori oleh tiga orang Tuanku (gelar ulama Islam tertinggi di Sumatra Barat) berpemahaman wahabi yang baru berpulang dari ibadah Haji, mereka adalah Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang. Ketiganya berniat memperbaiki syariat Islam di tengah masyarakat Minangkabau yang saat itu belum sempurna. Mereka lalu mengajak ulama lain untuk turut serta dan membentuk Harimau Nan Salapan. 
Berikutnya, Harimau Nan Salapan meminta agar Sultan Arifin Muningsyah yang saat itu merupakan Sultan Pagaruyung meninggalkan kebiasaan Adat masyarakat yang tidak diajarkan dalam syariat Islam yang kemudian ditolak. Kaum Padri secara terpaksa menggunakan jalan kekerasan agar dapat mengubah kebiasaan masyarakat Minangkabau. Pada tahun 1803 Tuanku Pasaman dari kaum Padri melakukan penyerangan pada kerajaan Pagaruyung membuat Sultan Arifin Muningsyah melarikan diri dari istana. Hingga tahun 1815 kaum Adat kian tersudut atas desakan Kaum Padri, mereka kemudian meminta bantuan pada pemerintah kolonial Belanda. Gubernur Jendral Hindia Belanda van der Capelen menerima permintaan itu dengan maksud terselubung agar rakyat Minangkabau terpecah belah. Menjelang bulan Maret 1822, van der Capelen mengirimkan tentara menyerbu kerajaan Pagaruyung dengan tujuan mengusir kaum Padri. Sebagai upaya strategi pertahanan van der Capelen kemudian mendirikan benteng pertahanan di wilayah Batu Sangkar yang telah dikuasainya, benteng ini dinamai Fort Van Der Capelen. Berhasil kembali dikuasainya istana Pagaruyung oleh Kaum Adat yang dibantu oleh kolonial Belanda, mengakhiri masa perseteruan perang padri fase pertama.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

63

Iklan

Pertanyaan serupa

Pada fase pertama Perang Padri, Belanda berhasil mengajak kaum Padri mengadakan kesepakatan. Akan tetapi, dalam perkembangannya kaum Padri membatalkan kesepakatan tersebut karena....

24

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia