Bagaimanakah perasaan senasib dapat menjadi pendorong munculnya persatuan dan kesatuan bangsa?

Pembahasan

Ditinjau dari asal pengaruhnya, pergerakan nasional dilatarbelakangi berbagai kejadian di dalam negeri Indonesia dan berbagai kejadian di luar negeri. Berbagai kejadian dari dalam negeri atau sering disebut faktor internal yang melatarbelakangi pergerakan nasional, misalnya perluasan pendidikan yang ditandai dengan adanya salah satu kebijakan Belanda yang bernama Politik Etis, kemudian kegagalan perjuangan di berbagai daerah yang disebabkan perlawanan yang masih bersifat kedaerahan. Namun, memasuki abad XX, corak perjuangan bangsa Indonesia berubah dari bersifat kedaerahan, menuju perjuangan yang bersifat nasional. Lalu adanya rasa senasib seperjuangan yang menimbulkankerja sama agar dapat memperbaiki keadaan sehingga bisa mendorong persatuan bangsa Indonesia dan yang terakhir dengan adanya perkembangan berbagai organisasi etnik kedaerahan sepertiTrikoro Dharmo (1915), Jong Java (1915), dan Jong Sumatranen Bond (1917). Adapun berbagai hal dari luar Indonesia (faktor eksternal) yang melatarbelakangi terjadinya pergerakan nasional, antara lain munculnya paham-paham baru di dunia seperti pan-Islamisme, nasionalisme, sosialisme, liberalisme, dan demokrasi. Beberapa peristiwa seperti kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang 1905 dan perkembangan berbagai organisasi pergerakan nasional di berbagai negara juga menjadi faktor eksternal pendorong pergerakan nasional di Indonesia. Dengan demikian,perasaan senasib dapat menjadi pendorong munculnya persatuan dan kesatuan bangsa karena dengan adanya rasa senasibmasyarakat Indonesiaakan timbul kerja sama yangbertujuan untuk memperbaiki keadaan.