Pemaknaan terhadap istilah budaya sangat kompleks, namun jika dilihat dari asal katanya yang berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, artinya budi atau akal, sehingga secara singkat budaya merupakan hal-hal yang berkaitan dengan akal atau budi. Meski demikian, pemahaman demikian masih sangat luas, sebab itu, dalam bahasa inggris budaya disebut culture yang berarti mengolah atau mengerjakan, suatu pola atau cara hidup yang diteruskan oleh sekelompok orang ke generasi berikutnya.
Dalam konteks Masa Praaksara, aspek budaya yang secara fisik dapat dilihat tentu berkaitan dengan peralatan hidup sebagai teknologi di masanya yang digunakan sebagai penunjang kehidupannya. Pembagian Zaman Praaksara dari Zaman Batu hingga Logam, tentu memiliki karakteristik perkakas hidup yang berbeda. Di Zaman Batu tentu perkakas yang digunakan berasal dari batu, menyesuaikan dengan karakteristik di setiap babakannya. Misal, Zaman Batu Tua hingga Zaman Batu Tengah perkakas hidupnya masih sederhana, kasar dan belum melalui olahan bentuk yang halus, seperti Kapak Genggam, Flakes dan alat-alat dari sisa hewan buruan yang yang memiliki ketajaman. Di Zaman Batu Baru hingga Batu Besar, perkakas tersebut sudah mulai berubah secara bentuk dan fungsi, selain sebagai penunjang kehidupan, juga digunakan sebagai medium kepercayaan, misalnya Kapak Lonjong, Menhir, Sarkofagus, Kubur Batu.
Di Zaman Logam, perkakas mulai berubah dari yang semula batu ke peralatan logam, seperti perunggu, kuningan dan besi. Secara fungsi dan bentuk tentu berbeda dengan masa sebelumnya, selain sebagai penunjang hidup dan medium kepercayaan, juga unsur estetika terhadap bentuk perkakas juga menjadi pertimbangan lain.
Dengan begitu, kehidupan budaya di Masa Praaksara, berkaitan terutama dengan perkakas atau peralatan hidup sebagai teknologi di masanya dalam menunjang kehidupan manusia Zaman Praaksara.