Iklan

Pertanyaan

Bagaimana Sunan Kudus melakukan kompromi budaya islam dan kearifan lokal?

Bagaimana Sunan Kudus melakukan kompromi budaya islam dan kearifan lokal?undefined 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

20

:

46

:

10

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jalan kompromi yang ditempuh Sunan Kudus terbukti ampuh dengan banyaknya pemeluk agama Islam pasca berdirinya Kota Kudus.

jalan kompromi yang ditempuh Sunan Kudus terbukti ampuh dengan banyaknya pemeluk agama Islam pasca berdirinya Kota Kudus.space space 

Pembahasan

Pembahasan
lock

Salah satu cara penyebaran agama Islam di Jawa Tengah adalah melalui perpaduan budaya Islam dengan budaya agama lain seperti Hindu dan Buddha. Hal itu bisa dilihat dari sisa peninggalan Islam seperti Masjid Sunan Kudus yang memiliki ciri khas dalam bentuk arsitekturnya. Berdirinya masjid berbarengan dengan saat Sunan Kudus membangun Kota Kudus di abad ke-15 Masehi. Ketika itu Sunan Kudus yang bernama asli Djafar Shadiq mengubah sebuah bangunan berbentuk candi menjadi menara masjid. Selain tempat mengumandangkan azan, di menara tersebut Sunan Kudus sebagai pendakwah biasanya duduk memberikan pelajaran agama Islam. Sunan Kudus juga berusaha melakukan kompromi dengan pemeluk agama lain dengan memasukkan simbol-simbol agama mereka di masjid ini. Misalnya tempat wudu yang menyediakan delapan pancuran kecil. Hal ini dimaksudkan sebagai perlambang dari Delapan Jalan Buddha. Kemudian di bagian depan masjid bisa dilihat pula empat gapura yang berujung di bagian mihrab. Dalam kepercayaan Hindu, setiap kali memasuki pura mereka akan melewati gapura yang diakhiri dengan arca. Sementara di masjid ini gapura berakhir di tempat imam memberikan khotbah. Dengan demikian jalan kompromi yang ditempuh Sunan Kudus terbukti ampuh dengan banyaknya pemeluk agama Islam pasca berdirinya Kota Kudus.

Salah satu cara penyebaran agama Islam di Jawa Tengah adalah melalui perpaduan budaya Islam dengan budaya agama lain seperti Hindu dan Buddha. Hal itu bisa dilihat dari sisa peninggalan Islam seperti Masjid Sunan Kudus yang memiliki ciri khas dalam bentuk arsitekturnya. Berdirinya masjid berbarengan dengan saat Sunan Kudus membangun Kota Kudus di abad ke-15 Masehi. Ketika itu Sunan Kudus yang bernama asli Djafar Shadiq mengubah sebuah bangunan berbentuk candi menjadi menara masjid. Selain tempat mengumandangkan azan, di menara tersebut Sunan Kudus sebagai pendakwah biasanya duduk memberikan pelajaran agama Islam. Sunan Kudus juga berusaha melakukan kompromi dengan pemeluk agama lain dengan memasukkan simbol-simbol agama mereka di masjid ini. Misalnya tempat wudu yang menyediakan delapan pancuran kecil. Hal ini dimaksudkan sebagai perlambang dari Delapan Jalan Buddha. Kemudian di bagian depan masjid bisa dilihat pula empat gapura yang berujung di bagian mihrab. Dalam kepercayaan Hindu, setiap kali memasuki pura mereka akan melewati gapura yang diakhiri dengan arca. Sementara di masjid ini gapura berakhir di tempat imam memberikan khotbah.

Dengan demikian jalan kompromi yang ditempuh Sunan Kudus terbukti ampuh dengan banyaknya pemeluk agama Islam pasca berdirinya Kota Kudus.space space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Pertanyaan serupa

Mengapa Sunan Kudus melarang penyembelihan sapi saat Idul Kurban pada saat itu?

7

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia