Petani Inovatif Hasilkan Varietas Padi Unggul

Seorang petani asal Desa Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat, Yos Karlim, bukan petani biasa. Dia berhasil menemukan varietas padi baru yang mampu berproduksi sekira 10 ton per hektar per panen. Namun, hingga saat ini varietas padi baru tersebut belum diberi nama oleh penemunya. "Bisa saja varietas ini dinamakan 'Harapan Muncul' atau 'Karawang Muncul'. Yang pasti kami akan menyerahkan padi jenis ini kepada pihak terkait dalam hal ini Kementerian Pertanian," ujar Yos Karlim, saat menyosialisasikan hasil penemuannya kepada sejumlah anggota TNI peserta Pelatihan Pertanian di Pusat Pelatihan Pertanian PKBL Perum Peruri, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang, Senin (16/3/2015).

Menurut Yos Karlim, varietas baru tersebut ditemukan secara tidak sengaja. Sekitar tiga tahun silam, sawah miliknya tergerus banjir sehingga dia harus melakukan tanam ulang. Saat itu benih padi sulit didapat kerena semua petani membutuhkan benih secara bersamaan. Akhirnya, Yos Karlim yang akrab disapa Ameng menebar benih dari cadangan gabah yang dia punya. "Ketika benih tumbuh di persemaian, ternyata pertumbuhanya tidak rata. Ada yang tinggi dan ada yang normal. Saya lantas memilih tanaman padi yang lebih tinggi itu untuk ditanam pada petakan sawah tersendiri," paparnya.

Dikatakan, setelah berkembang, ternyata tanaman padi yang muncul lebih tinggi itu terlihat lebih subur. Daun padi lebih lebar dan ketika berbuah, ternyata isi buliran padi pada masing-masing rangkaiannya lebih banyak. "Setiap tangkai padi rata-rata berisi 350 bulir gabah atau 30 persen lebih banyak dari tangkai padi biasa," ujarnya.

Yang lebih menakjubkan, lanjut Ameng, padi yang belum memiliki nama itu, ternyata lebih tahan terhadap serangan hama sundep dan hama wereng. "Ketika tanaman padi jenis Ciherang terserang wereng, padi ini tetap tumbuh subur. Padahal, ditanam berdampingan," tuturnya.

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/20151/03/16/320048/petani-inovatif-hasilkan-varietas-padi-unggul
(diakses 6 April 2016)

Bagaimana strategi mencari bibit unggul berdasarkan prinsip genetika?