Kerja sama antara kulit dan ginjal dalam mengatur pengeluaran air ketika cuaca panas yaitu kerja ginjal dihambat dan peningkatan pengeluaran keringat. Adapun ketika cuaca dingin, kerja ginjal meningkat dan pori-pori kulit menutup.
Pergantian kerja pada sistem ekskresi yang berkaitan dengan adaptasi pada tubuh manusia salah satunya adalah proses pengeluaran air dari tubuh.
Pengeluaran air dari tubuh dapat berupa urin dan keringat. Tetapi proses tersebut tidak terjdi bersamaan. Perlu diketahui bahwa manusia memiliki sifat homoiterm (berdarah panas) artinya suhu tubuh tetap atau tidak berubah-ubah meskipun suhu lingkungan berubah. Faktor terjadinya pengeluaran urin dan keringat salah satunya disebabkan karena lingkungan.
- Saat suhu lingkungan panas.
Pada saat kondisi ini, proses ekskresi pada ginjal menurun dan hormon ADH (Anti Diurerik Hormon) akan mengalami kenaikan sehingga urin terhambat. Proses pengeluaran air digantikan dengan pengeluaran keringat melewati pori-pori kulit yang terbuka. Proses pengeluaran keringat ini berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh.
- Saat suhu lingkungan dingin.
Berbeda saat kondisi panas, di saat kondisi lingkungan dingin, tubuh menutup pori-pori sehingga proses pengeluaran keringat terhambat. Proses ekskresi air terjadi melalui ginjal. Pada suhu dingin hormon ADH mengalami penurunan yang menyebabkan proses kerja ginjal meningkat sehingga kelebihan air di dalam tubuh dikeluarkan melalui urin.
Dari kejadian di atas dapat diketahui bahwa pada saat panas, tubuh manusia sedikit mengeluarkan urin dan banyak mengeluarkan keringat. Sebaliknya pada suhu dingin, tubuh manusia sering mengeluarkan urin dan sedikit keringat.