Iklan
Pertanyaan
Bacalah kutipan novel berikut!
Di dalam keramaian yang remang, aku akhirnya belajar meraba kehidupan Jakarta. Sendirian, tentu saja. Hari ini, kamu mana mungkin masih mau menjelma ada. Tetapi perlu kamu tahu, waktu akhirnya aku berhasil meraba Jakarta seutuhnya, kutemukan sebuah paradoks nyata: Jakarta tak pernah setegar dan semewah kelihatannya.
Kamu benar. Jakarta memang seperti cermin kehidupan kita dulu. Ingat? Kita terbiasa tersenyum menerima tamu entah dari mana saja. Kita terbiasa duduk berdampingan di singgasana ruang tamu kita, kadang bahkan sampai bergandengan tangan. Foto-foto pernikahan kita yang berukuran sekitar satu meter terpajang rapi di dinding warna mocca. Warna yang selaras dengan lantai marmer rumah kita yang kata orang sebegitu agungnya. Kita tersenyum manis di dalam foto itu. Sama manisnya dengan senyum kita di depan khalayak. Lantas di belakang, setelah semua orang tak memperhatikan, kita buru-buru melepaskan pegangan tangan. Buru-buru mencuci tangan. Tentu saja, kita memang hanya bermesra demi mematuhi norma yang ada. Tetapi, seasing itukah kita dengan kehadiran masing-masing kita?
Dan kalau kamu benar-benar masih ada, aku ingin bertanya satu hal sebelum nanti semuanya sirna: kenapa dulu kita menikah?
Alur yang digunakan dalam kutipan novel di atas adalah ....
alur maju
alur mundur
alur campuran
alur sorot balik
alur konvensional
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
02
:
06
:
17
:
48
Iklan
N. Juliana
Master Teacher
2
3.0 (2 rating)
Syifa Nur alifia
Jawaban tidak sesuai Pembahasan tidak menjawab soal
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia