Iklan

Iklan

Pertanyaan

Bacalah kutipan cerita berikut! Tukang Cukur Gito, anak Getas Pejaten, kawasan pinggiran Kota Kudus, setiap hari kecuali Minggu dan hari libur, berjalan kaki pergi pulang hampir empat belas kilometer ke sekolahnya, sekolah dasar di Jalan Daendels. Karena banyak jalan menuju sekolahnya, Gito bisa memilih jalan mana yang paling disukainya. Kalau perlu, dia juga lewat jalan-jalan kecil yang lebih jauh untuk menyenangkan hatinya. Seperti anak-anak lain, Gito sehari hanya makan satu kali, setelah pulang sekolah. Juga seperti anak-anak lain, Gito tidak mempunyai sandal, apalagi sepatu. Guru-guru pun bertelanjang kaki. Kalau ada guru memakai sepatu atau sandal, pasti sepatu atau sandalnya sudah reyot. Pakaian Gito, demikian juga pakaian teman-temannya, serba compang-camping, penuh tambalan, demikian pula pakaian para guru. Semua pakaian sudah luntur warnanya dan kalau diwenter wamanya bisa tampak agak cerah, tapi dalam waktu singkat luntur lagi. Gito tahu cara menangkal kelaparan. Kalau mau, dia bisa menangkap ikan di sungai tidak jauh dari rumahnya. Pada waktu pulang dari sekolah, kadang-kadang Gito lewat PasarJohar, tidak jauh dari stasiun jurusan Pati, Juana, Rembang, dan jurusan Pecangakan, Jepara. Di pasar itu dia bisa memunguti remah-remah gula jawa, gula yang bermanfaat untuk melewati rasa lapar. Tidak jauh dari rumahnya ada pabrik bungkil kacang tanah untuk pakan temak. Kadang-kadang Gito juga memunguti remah-remah bungkil kacang tanah, meskipun dia tahu bungkil kacang tanah bisa menyebabkan sakit perut dan gondongen, leher bisa membengkak sampai besar. Di rumah kalau beras padi habis, ayah, ibu, dan Gito, satu-satunya anak ayah dan ibunya, makan beras jagung, dan kalau beras jagung habis, mereka makan ketela pohung. Pada suatu hari ketika pulang dan melewati kedai gulai kambing Kakek Leman, seorang laki-laki tua yang selalu memakai udeng Jawa di kepalanya, Gito dipanggil oleh Kakek Leman. Gito diberi makan. Lalu seperti biasa, Gito disuruh membersihkan rumput di pekarangan belakang kedai. Dikutip dari: Budi Darma, "Tukang Cukur" dalam Tanah Air , Jakarta, Penerbit Buku Kompas, 2017 Latar suasana dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....

Bacalah kutipan cerita berikut!


Tukang Cukur     

    Gito, anak Getas Pejaten, kawasan pinggiran Kota Kudus, setiap hari kecuali Minggu dan hari libur, berjalan kaki pergi pulang hampir empat belas kilometer ke sekolahnya, sekolah dasar di Jalan Daendels. Karena banyak jalan menuju sekolahnya, Gito bisa memilih jalan mana yang paling disukainya. Kalau perlu, dia juga lewat jalan-jalan kecil yang lebih jauh untuk menyenangkan hatinya.
    Seperti anak-anak lain, Gito sehari hanya makan satu kali, setelah pulang sekolah. Juga seperti anak-anak lain, Gito tidak mempunyai sandal, apalagi sepatu. Guru-guru pun bertelanjang kaki. Kalau ada guru memakai sepatu atau sandal, pasti sepatu atau sandalnya sudah reyot. 
    Pakaian Gito, demikian juga pakaian teman-temannya, serba compang-camping, penuh tambalan, demikian pula pakaian para guru. Semua pakaian sudah luntur warnanya dan kalau diwenter wamanya bisa tampak agak cerah, tapi dalam waktu singkat luntur lagi. 
    Gito tahu cara menangkal kelaparan. Kalau mau, dia bisa menangkap ikan di sungai tidak jauh dari rumahnya. Pada waktu pulang dari sekolah, kadang-kadang Gito lewat PasarJohar, tidak jauh dari stasiun jurusan Pati, Juana, Rembang, dan jurusan Pecangakan, Jepara. Di pasar itu dia bisa memunguti remah-remah gula jawa, gula yang bermanfaat untuk melewati rasa lapar. 
    Tidak jauh dari rumahnya ada pabrik bungkil kacang tanah untuk pakan temak. Kadang-kadang Gito juga memunguti remah-remah bungkil kacang tanah, meskipun dia tahu bungkil kacang tanah bisa menyebabkan sakit perut dan gondongen, leher bisa membengkak sampai besar. 
   Di rumah kalau beras padi habis, ayah, ibu, dan Gito, satu-satunya anak ayah dan ibunya, makan beras jagung, dan kalau beras jagung habis, mereka makan ketela pohung. 
   Pada suatu hari ketika pulang dan melewati kedai gulai kambing Kakek Leman, seorang laki-laki tua yang selalu memakai udeng Jawa di kepalanya, Gito dipanggil oleh Kakek Leman. Gito diberi makan. Lalu seperti biasa, Gito disuruh membersihkan rumput di pekarangan belakang kedai. 

Dikutip dari: Budi Darma, "Tukang Cukur" dalam Tanah Air, Jakarta, Penerbit Buku Kompas, 2017


Latar suasana dalam kutipan cerpen tersebut adalah .... 

  1. menegangkanundefined  

  2. menakutkanundefined   

  3. menyedihkanundefined  

  4. mengharukanundefined   

  5. mengenaskanundefined   

Iklan

R. Trihandayani

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Latar termasuk ke dalam unsur intrinsik dalam cerpen. Latar adalah keterangan yang menandai tempat, waktu, dan suasana. Dalam kutipan cerpen tersebut diceritakan kehidupan tokoh Gito yang serba kesulitan. Gito harus berjalan kaki menuju sekolahnya sejauh 14 KM. Gito juga tidak menggunakan alas kaki dan mengenakan baju yang compang-camping. Ia juga hanya makan satu kali, untuk menangkal rasa lapar Gito biasanya memunguti remah-remah gula merah atau bungkil kacang merah. Keadaan Gito yang serba kesulitan dalam ekonomi menggambarkan suasana yang menyedihkan. Dengan demikian jawabannya adalah C.

Latar termasuk ke dalam unsur intrinsik dalam cerpen. Latar adalah keterangan yang menandai tempat, waktu, dan suasana. Dalam kutipan cerpen tersebut diceritakan kehidupan tokoh Gito yang serba kesulitan. Gito harus berjalan kaki menuju sekolahnya sejauh 14 KM. Gito juga tidak menggunakan alas kaki dan mengenakan baju yang compang-camping. Ia juga hanya makan satu kali, untuk menangkal rasa lapar Gito biasanya memunguti remah-remah gula merah atau bungkil kacang merah. Keadaan Gito yang serba kesulitan dalam ekonomi menggambarkan suasana yang menyedihkan.

Dengan demikian jawabannya adalah C.
 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

29

ririnnn yayaya

Pembahasan lengkap banget

Dwiki okta f.

kurang

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Jelaskan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel!

92

4.5

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

info@ruangguru.com

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia